Skip to main content

Jadi Entrepreneur Adalah Pilihan : Reflkesi Seorang Mahasiswa

Soni (pegang HP) saat bersama saya (membelakangi)
menjadi instruktur dalam suatu pelatihan
Melanjutkan acara pelatihan pasca kampus di unair bulan kemarin, selanjutnya adalah sessinya Mas Soni Sulaksono yang bercerita liku-liku dunia entrepreneur. Dia mengawalinya dengan pernyataan : “suatu hari saya ditertawakan kawan saya karena pilihan saya untuk menjadi Kepala TK…..”
Masih berstatus sebagai mahasiswa, Soni memang sudah mendapatkan amanah untuk membesarkan yayasan At Tibyan yang dirintis oleh orang tuanya. Akhirnya dengan segala ikhtiar berdirilah TK Islam Terpadu dibawah kepemimpinannya. Berawal dari sinilah akhirnya beberapa usahanya berkembang pesat sampai akhirnya saat ini telah berdiri pula SD Islam Terpadu At Tibyan.
Sejak awal, Soni memang sering menjadi “terminal” bagi teman-teman kampusnya yang membutuhkan bantuan, dari mulai urusan pribadi sampai dengan urusan organisasi. Mulanya hanya iseng ingin meringankan “beban” teman-temannya dan akhirnya menjadi bisnis yang sampai sekarang sebagiannya masih ditekuni.
Tercatat sampai dengan saat ini, bisnisnya yang saya lihat masih berkembang adalah : bisnis pendidikan (TK Islam Terpadu & SD Islam Terpadu), persewaan alat-alat pesta, studio & video editing, persewaan perlengkapan pernikahan, catering & aqiqah.
Dan yang paling gress, dia baru saja membeli stand di pasar tradisional yang baru saja direnovasi seharga 350 juta-an. Dari standnya ini setiap hari dia mendapatkan omset sekitar 1.5 juta-an saat hari biasa, belum termasuk hari ramai pengunjung.
Suatu saat pernah Bapaknya yang seorang pengusaha itu bertanya kepadanya : “Son, kamu pengin naik haji ?” Tanpa menunggu jawaban dari Soni, Bapaknya kemudian mengajaknya ke pasar, dia berkata lagi sesampainya di pasar. “Son, kamu kenal dengan orang itu, dia sudah naik haji berkali-kali…..”
Tanpa bertanya lagi, Soni kemudian menghampiri seorang Ibu (tepatnya “Buk”, sebutan ibu dalam bahasa Madura) yang ternyata berjualan daging ayam. Dari sinilah, dia kemudian tersadar, bahwa Bapaknya ingin memberikan pelajaran yang sangat berharga, bahwa salah satu jalan supaya kita bisa sukses, selain niat yang kuat adalah “ikhtiar” untuk mencapainya, dengan jalan berdagang alias bisnis.
Sisi lain Soni, saya ingat betul dia sudah berani menikah di usia yang masih sangat muda, 22 tahun tepatnya kalau gak salah dan masih kuliah, jarang lho ada anak yang menikah di usia itu dan masih kuliah lagi. Sementara calon pendampingnya adalah seorang sarjana ekonomi aliaswis gak mahasiswa lagi” gitu.
Ketika calon mertuanya bertanya : “kerja dimana, dan gajinya berapa”, dia sedikit ada manipulasi katanya, karena tidak semua orang tua serta merta menerima menantu yang belum jelas pekerjaannya he..he..Dengan entengnya, dia jawab : “saya bekerja di lembaga sosial (dia memang menjadi relawan dari lembaga social terkenal di Surabaya pada event-event tertentu), gajinya satu jutaan”. Nah, waktu dia menikah ini, dia masih aktif kuliah di STIKOM dan Kedokteran Hewan Unair, yang saat ini belum diselesaikannya itu.
Saat itu, untuk ukuran mahasiswa, dia sudah kelihatan mentereng karena tunggangannya “roda empat” dan baru dibeli dari jerih payahnya berbisnis, meskipun kredit katanya saat itu ketika saya tanya. Alasan dia kredit mobil, supaya saya terpacu membesarkan bisnis yang saya geluti mas, sergahnya.
Di akhir acara, dia memberikan tantangan kepada mahasiswa : “siapa yang siap membantu saya, dengan menyediakan daging dada ayam 50 kg setiap hari, juga cekernya dan rempelo atinya juga lho, sama besarnya….” Diam-diam, ternyata Soni juga pemasok daging ayam untuk beberapa rumah makan, gile bener kata saya…..
Lama gak ada yang merespon, akhirnya Soni mengulangi lagi peryatannya dengan menambahkan : “….maksudnya kalau harganya cocok besuk saya akan ambil dari anda, ingat 50 kg setiap hari, gimana….”
Sampai akhirnya ada seorang mahasiswi yang tunjuk jari dan maju kedepan, selanjutnya acara ditutup dan Soni memeperjelas lagi ordernya pada mahasiswai itu. Selanjutnya…….terserah anda……

Catatan Penting :
Tadi siang saya ditemui oleh dua orang hebat, Pak Dawam & Istrinya, owner sekaligus konsultan dari Quadrant Utama yang berkantor di Jakarta. Beliau akan mengadakan training bagi calon pensiunan PT. Unilever di Surabaya bulan ini. Trimakasih Pak telah bertamu ketempat saya dan mohon maaf tidak sempat menjamu panjenengan.

Comments

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Rumeli Hisari, Gerbang Penaklukan Konstatinopel

Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih. Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil. Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari. Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari. Ketika

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito) Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..) Mbak, Kalo hitung yang bener ya... Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”. Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena : Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC. Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha) . Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak…. Kemudian, sambutan da