Skip to main content

Posts

Showing posts from 2007

Catatan Akhir Tahun : Jangan Menyerah

Anak kecil itu………….. Seringkali saat maghrib menjelang, aku mendengar lengkingan suara anak kecil ”roti........roti...........roti.........” Setelah kulihat memang ada anak kecil lima tahunan yang melintas didepan rumahku dengan sepeda mininya membonceng keranjang yang berisi makanan yang sedang dijajakan, mengiringi didepannya adalah orang dewasa seperti ayahnya juga membonceng keranjang yang sama. Pernah suatu hari di hujan yang cukup deraspun mereka tetap menjajakan makanannya berkeliling di kompleks perumahan yang kutempati. Seperti biasa sang anak kecil dengan begitu riang dan semangatnya meneriakkan suara khasnya “roti…..roti……” Hari itu mereka bertiga ditambah adik sang anak kecil yang umurnya dua tahunan dibonceng ayahnya di depan. Disela-sela lengkingan suara anak kecil menjajakan makanannya, juga diiringi dengan gurauan dan tertawa ringan dari ketiganya seolah mencerminkan kegembiraan dan begitu akrabnya kombinasi ayah dan anak ini. Kemarin saat aku menuju masji

Welcome The Rise Of Marketing 3.0

Beberapa saat yang lalu, tim Annida Islamic Kids Wear berkesempatan untuk hadir dalam seminar marketing yang diselenggarakan Rotary Club dengan tajuk “Marketing 3.0, Values-Driven Marketing” . Tidak tanggung-tanggung, seminar ini menghadirkan pakar & praktisi marketing yang tidak asing lagi dikalangan entrepreneur, yaitu Hermawan Kartajaya dan Tanadi Santoso . Pada tulisan ini, saya akan coba menyampaikan penuturan dari sang begawan marketing, Hermawan Kartajaya yang mengulas konsep marketing 3.0. Penjelasannya diawali dengan menunjukkan satu persatu focus dari versi marketing yang selama ini pernah ada. Marketing 1.0 (baca : one point “o”) , adalah marketing yang berfokus pada produk atau dengan istilah lain disebut “Product-Centric Era”. Dimana kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan produsen. Disini, konsumen sedikit diabaikan dan yang penting adalah bagaimana produsen membuat produk yang bagus dan laku dipasaran. “any customer can have a car painted a

Peluang Bisnis Recehan

Membaca postingan Pak Roni , “Jangan Remehkan Bisnis Recehan” saya jadi teringat SMS yang disampaikan salah satu mentor saya yang punya bisnis SPBU itu, beberapa hari yang lalu, kira-kira bunyinya seperti ini : “peluang bisnis jual elpiji refill 3 kg tabung hijau (bersubsidi) bukan tabung biru. untuk wilayah surabaya, sidoarjo, gresik, lamongan. modal ringan…..” Memang kalau dilihat, keuntungan per-tabung untuk agen sekitar Rp. 1.000,- saja. Memang sedikit untuk ukuran orang yang sudah terbiasa dengan keuntungan puluhan ribu seperti bisnis garmen, keuntungan ratusan ribu atau bahkan jutaan seperti kontraktor yang saya geluti he..he.. (meskipun jarang proyeknya) Tapi ingatkah saudara, bahwa ini adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda lagi. Seperti kalau kita tanya ke pedagang voucher pulsa, yang sering laku adalah voucher dengan harga Rp. 5.000,- atau Rp. 10.000,-. Nah inikan kebutuhan sehari-hari, estimasi kalau dipakai rutin paling seminggu sudah habis. Jadi untuk

Mengubah Tidak Mungkin Menjadi Mungkin

Waktu pameran buku “How Book Are You” di gedung pemuda kemarin, aku langsung tertarik dengan buku kecil yang judulnya sangat dahsyat, “MENGUBAH TIDAK MUNGKIN MENJADI MUNGKIN : Pengalaman Berbisnis Dengan Sandaran Al Qur’an” , terbitan Al Bayan-Mizan. Buku ini ternyata ditulis arek suroboyo, Pak Basuki Subiyanto , seorang wartawan yang mengakhiri karir terbaiknya di Kompas dan kemudian beralih menjadi pengusaha setelah perenungan yang panjang. Kini dia mengelola tiga perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo. Buku dengan gaya bahasa yang sangat sederhana itu terasa begitu inspiratif karena berisi pengalaman pribadi yang mengalir deras dari untaian kata-kata yang menerobos dan menembus batas “ketidakmungkinan” orang kebanyakan. Secara garis besar ada tiga hal yang disampaikan oleh penulis dalam buku ini, yaitu : Pertama, Success Story Di Kompas Kedua, Pindah Kuadran Ketiga, Impossibility Quotiont Success Story Di Kompas Penulis, yang sejak kuliah menerjuni dunia jurnalistik d

Jadi Entrepreneur Adalah Pilihan : Reflkesi Seorang Mahasiswa

Soni (pegang HP) saat bersama saya (membelakangi) menjadi instruktur dalam suatu pelatihan Melanjutkan acara pelatihan pasca kampus di unair bulan kemarin, selanjutnya adalah sessinya Mas Soni Sulaksono yang bercerita liku-liku dunia entrepreneur. Dia mengawalinya dengan pernyataan : “suatu hari saya ditertawakan kawan saya karena pilihan saya untuk menjadi Kepala TK…..” Masih berstatus sebagai mahasiswa, Soni memang sudah mendapatkan amanah untuk membesarkan yayasan At Tibyan yang dirintis oleh orang tuanya. Akhirnya dengan segala ikhtiar berdirilah TK Islam Terpadu dibawah kepemimpinannya. Berawal dari sinilah akhirnya beberapa usahanya berkembang pesat sampai akhirnya saat ini telah berdiri pula SD Islam Terpadu At Tibyan . Sejak awal, Soni memang sering menjadi “terminal” bagi teman-teman kampusnya yang membutuhkan bantuan, dari mulai urusan pribadi sampai dengan urusan organisasi. Mulanya hanya iseng ingin meringankan “beban” teman-temannya dan akhirnya menjadi bisni

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito) Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..) Mbak, Kalo hitung yang bener ya... Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”. Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena : Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC. Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha) . Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak…. Kemudian, sambutan da

Are You Profesional : Menuju Sukses Kuliah

Waktu diskusi dengan teman-teman Unair, saya mengawalinya dengan pertanyaan-pertanyaan : siapa yang finish terlebih dahulu, berapa jumlah pemain yang bisa finish, apa yang dirasakan oleh pemain yang tidak bisa finish/finish pada urutan belakang, apa yang diperoleh dengan prestasi yang telah dicapai. Pertanyaan tadi adalah kalimat tanya ”retoris”, yang tidak membutuhkan jawanban memang tapi membutuhkan perenungan yang mendalam akan tujuan hidup yang ingin kita gariskan. Supaya diri kita bisa melesat seperti lepasnya anak panah dari busur untuk menggapai ”asa” kita maka kita harus bisa merenungkan sekali lagi akan garis hidup yang ingin kita capai. Setinggi apapun tujuan hidup itu dan sebesar apapun pengorbanan yang siap kita tanggung. Saya jadi teringat sebuah film dari Iran yang berjudul ”Children Of Heaven” yang menceritakan kisah hidup sebuah keluarga yang tidak berkecukupan tapi memiliki dedikasi yang tinggi dalam pendidikan anaknya. Bagiamana kita lihat perjuangan adik-k

Sharing Dengan Mahasiswa

Pekan ini, ada dua kampus yang harus saya kunjungi untuk memenuhi undangan organisasi kemahasiswaan dalam rangka pelatihan mahasiswa. Yang pertama adalah Sabtu kemarin saya bertandang ke almamater Kampus ITS , untuk memberikan sharing di acara PSI 2 (Program Studi Islam 2) yaitu pelatihan yang diperuntukkan bagi calon middle manager di JMMI (Jama’ah Masjid Manarul ‘Ilmi) ITS Surabaya. Ada pemandangan yang berbeda ketika saya mulai memasuki area kampus ITS terutama disekitar rektorat dan perpustakaan (tempat acara PSI 2 berlangsung). Tidak biasanya hari libur, mahasiswa mau bersusah payah ke kampus, tapi siang itu terlihat kelompok-kelompok mahasiswa dengan ditemani notebook-nya masing-masing. Ya wajar saja, ITS sudah menyediakan hotspot di beberapa titik di area kampus, sehingga mahasiswa begitu keranjingan untuk datang ke kampus menikmati fasilitas internet tadi. Kembali ke PSI 2, saya diminta menyampaikan materi dengan tema Manajemen Organisasi & Optimalisasi Peran Ma

Mangkuk Cantik, Madu dan Sehelai Rambut

Rasulullah saw. dengan sahabat-sahabatnya seperti Abu Bakar r.a, Umar r.a, Utsman r.a, bertamu kerumah Ali ra. Di rumah Ali ra, Istrinya Sayyidatina Fathimah r.a, putri Rasulullah saw menghidangkan untuk mereka madu yang diletakan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut kedalamnya. Baginda Rasulullah saw. kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut, mangkuk yang cantik, madu dan sehelai rambut. Abubakar r.a. berkata : ”Iman itu lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman lebih susah dari meniti sehelai rambut”. Umar r.a berkata: ”Kerajaan itu lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik ini, seorang raja lebih Manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”. Utsma r.a berkata: ”Ilmu itu lebih cantik dari pada mangkuk yang cantik ini, orang yang me

Sukses Itu PILIHAN

Seorang sahabat Rasulullah saw yang bernama Abu Huroiroh yang terkenal sebagai perawi hadist itu memang tergolong sebagai Ahlu Suffah, yaitu Sahabat Rasulullah saw. yang miskin dan tidak memiliki rumah, bertimpat tinggal di Suffah (tempat berteduh, masjid). Di sini mereka mendapat pendidikan tentang Islam dan mengamalkannya. Jadi, ”miskin” mereka itu karena PILIHAN dan bukan karena tidak memiliki ketrampilan dalam mencari uang seperti peran ASRUL dalam sinetron ramadhan PPT (Para Pencari Tuhan) yang merupakan karya terbaik yang ditampilkan televisi sepanjang bulan ramadhan kemarin yang menemani sahur kita. Abu Huroiroh misalnya, dia selalu mengikuti kemanapun Rasulullah saw pergi untuk membukukan hadist, makanya tidak heran kalau kita banyak melihat hadist yang diriwayatkan Abu Huroiiroh. Sementara ada sahabat lain yang KAYA secara finansial, sebut saja Ustman Bin Affan, Abu Bakar Ash Shidiq, Umar Bin Khottob, Abdurrahman Bin Auf, dll. Seperti yang saya kisahkan dalam tulisan

Berdo’a Di Multazam

Kalau kita mau SUKSES, maka kita harus segera “MENULIS” apapun yang menjadi keinginan kita didalam dokumen “DREAMBOOK” kita. Selanjutnya inilah yang akan kita komunikasikan kepada Allah SWT dengan penuh “POSITIVE FEELLING”. Apalagi kalau kita berdo’a secara khusus di Multazam , dimana menurut banyak riwayat, do’a yang dilakukan disana insyaallah mustajabah (dikabulkan). Kata Pak Subchan lagi, kita harus memiliki daftar do’a yang kita panjatkan di Multazam kemudian kita pulang ke tanah air dan kita beri tanda do’a apa saja yang sudah terkabulkan. Pertengahan tahun ini, beliau berkesempatan menunaikan ibadah umroh dan membuktikan apa yang dinasehatkan ustadz kepadanya terkait keutamaan do’a di multazam. Dan beberapa bulan setelah umroh, beliau sangat takjub, SUBHANALLAH, karena hampir 70 % do’a yang dipanjatkan di Multazam sudah terkabul. Sekali lagi, Allah Maha Mendengar, Allah Maha Mengabulkan do’a hamba-Nya dan Allah tergantung dengan prasangka hamba-Nya. Ada cerita yang san

Discovery Driven Planning (DDP)

Kebanyakan orang itu memiliki formula dalam mengelola keuangannya adalah : penghasilan - pengeluaran = saving . Padahal seharusnya paling tidak formulanya adalah seperti ini : penghasilan - saving = pengeluaran . Kalau dilihat dua formula tersebut memang ada perbedaan terutama dalam “paradigma” pengelolaan keuangan yang cerdas. Nah, bagaimana dengan anda...? Sesuai dengan postingan sebelumnya , kita harus memiliki cita-cita kemudian baru kita buat strategi dan yang terpenting adalah perkiraan keuangan yang kita butuhkan untuk memenuhi seluruh cita-cita yang kita rumuskan tadi. Dari sumber mana saja keuangan itu kita dapatkan dan akhirnya usaha apa yang bisa memenuhinya. Pak Subchan mencontohkan tentang rencana pendidikan bagi keempat anaknya dari mulai lahir sampai dengan minimal sarjana. Beliau menginginkan semua anaknya mendapatkan pendidikan yang baik dan bisa mengenyam kuliah di luar negeri. Saat ini anak-anaknya masih sekolah di SD Al Hikmah Surabaya . Berikutnya beliau

Road To Success : From Zero To Hero

Untuk kesekian kalinya saya bisa bertemu lagi dengan seseorang yang luar biasa. Namanya Ahmad Subchan , beliau saat ini selain menjalankan rutinitas bisnis yang dilakoninya sejak lulus kuliah dulu juga sebagai anggota DRPD Propinsi Jawa Timur. Beliau sekarang berada di Komisi C yang membidangi masalah keuangan dan pernah belajar Financial Planning di UK Petra Surabaya dalam rangka studi Masternya. Ada tiga hal yang disampaikan dalam kesempatan pertemuan kemarin, yaitu : tentang cita-cita, paradigma berfikir dan perencanaan & strategi. Lihatlah Cita-Citanya Pak Subchan pernah menjumpai seorang nenek-nenek yang berprofesi menjual kacang goreng di alun-alun kota Malang . Yang menjadi menarik, nenek ini memiliki cita-cita yang sangat dahsyat, yaitu ingin “NAIK HAJI”. Dilihat dari profesi & kondisinya saat itu tidak mungkin rasanya nenek ini bisa mewujudkan cita-citanya, bahkan anak & saudaranya ikut andil dalam mengolok-olok cita-cita mulia sang nenek tadi. Tapi ne

“Belajar” dan “Mulai-Bisnis” dari Annida

Seminggu selepas hari Raya Idul Fitri kemarin tiba-tiba ada nada SMS berdering di ponsel istri saya dari seseorang yang tidak kami kenal. Saat itu kami sedang menikmati masa liburan dan sekaligus menghadiri pertemuan keluarga dari istri di suatu villa keluarga di Songgoriti Batu yang sangat asri itu. Yang kira-kira bunyi SMS itu seperti ini : “Bu, saya berminat menjadi agen annida di Sangatta, Mohon informasi lebih lanjut…..” Jelas, kami sangat kaget karena ada orang yang tiba-tiba tertarik untuk menjadi agen annida seminggu setelah bisnis garmen mengalami panen-panennya. Apalagi menurut teman-teman yang sudah lama bergerak di bisinis garmen, setelah hari raya pasar mulai “sepi”, dan akan mulai ramai lagi di bulan januari kemudian maret-april sampai puasa dan menjelang lebaran. Sehingga aktifitas yang cocok untuk pelaku bisnis garmen adalah seperti postingan Pak Roni, “Mengasah Gergaji Di Manet” . Terus terang, kami adalah “pemula” di bisnis garmen ini, sehingga kami banyak bel

India Melahirkan Orang Ter-KAYA Dunia

Hari ini sebagai aktifitas rutin untuk memenuhi asupan berita, aku membuka detik.com seperti biasanya. Tapi ada yang menarik disini ketika aku membaca judul berita “Mukesh Ambani Geser Bill Gates Jadi Orang Terkaya Di Dunia” . Bagi saya ini adalah berita yang luar biasa mencengangkan yang menunjukkan bagaimana orang dari Asia bisa menjadi orang terkaya di dunia. Memang tidak ada sesuatu yang tidak mungkin termasuk mengalahkan dominasi Negara adi daya saat ini he…he…. Masih lekat dalam ingatanku ketika Bos Jawa Pos , Dahlan Iskan mengulas dengan sangat baik terkait kehidupan keluarga dua bersaudara India, Mukesh Ambani & Anil Ambani beberapa waktu yang lalu yang kemudian juga saya ulas lagi di blog saya ini . Dan memang tidak mengherankan kalau akhirnya Mukesh Ambani menjadi orang terkaya dunia kalau melihat kehidupan dan bagaimana orang tuanya mempersiapkan anak-anaknya untuk menjadi orang sukses. Berdasarkan informasi dari Surat Kabar berbahasa Inggris terbitan India , &

Catatan Idul Fitri II : Emansipasi & Kesetaraan

Dalam suatu kesempatan pasca Hijrah, Rasulullah saw mengumpulkan para Tokoh dan Kaum Muslimin yang ada di Madinah. Rasulullah saw menyampaikan pidato yang sangat fenomenal dan karenanya dibadikan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi berikut ini : ”ayyuhan naas ; absus salam, wa ath’imu tho’am, wasilul arham, washollu bilaili wannaasu niyam” ”wahai sekalian manusia ; tebarkanlah salam, dan berikanlah makanan, dan sambung silaturrahim, dan sholatlah di malam hari saat manusia tidur” Dalam syarahnya, Imam Tirmidzi menyampaikan bahwa Rasulullah mengawali pidatonya dengan ”AYYUHAN NAAS” adalah untuk menunjukkan bahwa manusia itu memiliki kesetaraan dihadapan Allah SWT. Tidak ada perbedaan antara kaya & miskin, pejabat & bawahan, kuat & lemah kecuali TAQWA nya dihadapan Allah SWT. Jadi jauh sebelum dunia berteriak tentang emansipasi & kesetaraan, Rasulullah saw sudah membuktikan kesetaraan pada tingkat yang aplikatif bukan hanya sekedar retorika.