Zaman terus menyambut pergiliran generasi terbaik dari
ummat ini dengan caranya sendiri yang siap menorehkan prestasi ummat di usia
keemasaanya. Diantara generasi yang muncul di setiap zaman selalu memiliki
karakteristik yang sama yaitu menjunjung tinggi Qur’an dan sunnah. Generasi
yang muncul dengan prestasi gemilang tersebut tidaklah muncul secara tiba-tiba
melainkan kemunculannya dipersiapkan jauh hari bahkan sebelum kelahirannya di
muka bumi.
Inilah beberapa contoh generasi impian nabawiyah tersebut
:
Usamah bin Zaid 18 tahun, Memimpin pasukan yang
anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar dan Khalid
bin Walid untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.
Sa’d bin Abi Waqqash 17 tahun, Yang pertama kali
melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro.
Rasul Shallallahu’alahi wasallam bersabda tentangnya : “Ini adalah pamanku, ayo
mana paman kalian”.
Al Arqam bin Abil Arqam 16 tahun, Menjadikan rumahnya
sebagai markas dakwah Rasulullah Shallallahu’alahi wasallam selama 13 tahun
berturut-turut.
Zubair bin Awwam 15 tahun, Yang pertama kali menghunuskan
pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
sebagai hawari-nya.
Zaid bin Tsabit 13 tahun, Penulis wahyu. Dalam 17 malam
mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penterjemah Rasulullah Shallallu’alalihi
wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al Qur’an.
Atab bin Usaid, Diangkat oleh Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam sebagai Gubernur Makkah pada umur 18 tahun.
Mu’adz bin Amr bin Jamuh 13 tahun dan Mu’awwidz bin ‘Afra
14 tahun, Membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada perang Badar.
Thalhah bin Ubaidullah 16 tahun, Orang Arab yang paling
mulia. Berbaiat untuk mati kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pada
perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng.
Muhammad Al Fatih 22 tahun, Menaklukkan Konstantinopel
ibukota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa.
Abdurrahman An Nashir 21 tahun, Pada masanya Andalusia
mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan
membuat kebangkitan sains yang tiada duanya.
Muhammad Al Qasim 17 tahun, Menaklukkan India sebagai
seorang jenderal agung pada masanya.
Ibnu Sina usia 17 tahun menjadi dokter utama yang sangat
masyur di kekhalifahan Abasiyah.
Kisah yang tak terhitung dalam goresan sejarah islam, ukuplah
hal itu sebagai pengingat keagungan pemuda dalam masyarakat Islam. Semoga Allah
SWT. membimbing kita & anak-anak kita menjadi generasi nabawiyah yang siap
menorehkan sejarah kebangkitan Islam.
Pertanyaannya, mengapa mereka di usia
yang masih muda seperti itu sudah penuh dengan karya agung? Jawaban
sederhananya adalah bahwa mereka telah dipersiapkan jauh-jauh hari dengan
gemblengan tarbiyah nabawiyah, Tarbiyah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
kepada para sahabatnya. Dan pelajaran yang utama adalah pengajaran keimanan dan
Al Qur’an sejak dini. Mereka para pemuda itu adalah para penghafal Qur’an sejak
usia anak-anak. Sementara pendidikan kita saat ini tidak memberikan fasilitas
yang cukup untuk pengajaran di dua aspek penting ini.
Sejak kecil Muhammad Al Fatih diajak
untuk melihat benteng Konstatinopel oleh ayahnya, Sultan Murad II dan gurunya,
Syaikh Aaq Syamsudin dan selalu diulang-ulang pengajaran hadist Rasulullah SAW
berikut ini :
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke
tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan
pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad
bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Sultan Murad II memiliki perhatian yang
besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi
seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari
Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari
hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi
perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa
Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad
sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar
biasa!
Sejak kecil Muhammad AL Fatih
dipersiapkan untuk menjadi sebaik-baik pemimpin sebagiaman pujian dalam Hadist
Rasulullah SAW di atas yang diperunntukkan bagi para penakluk benteng
Konstatinopel. Dan tercatat bahwa Muhammad Al Fatih selalu sholat fardhu
berjama’ah di awal waktu dan tak pernah sekalipun kehilangan shalat sunnah
rawatibnya begitupun Qiyamullail nya.
Selanjutny adalah tugas kita untuk melahirkan
generasi impian nabawiyah yang siap mengemban misi kenabian berikut ini :
“Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita
sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan
dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah? Abdullah meminta kotak
dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah
berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu:
Konstantinopel atau Rumiyah? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih
dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah
dan al-Hakim)
Salam Sukses & Berkah !
Facebook : Arif Prasetyo Aji | Twitter :
@arifaji
Comments