Kebahagiaan
adalah sesuatu yang diinginkan oleh banyak orang baik dalam hubungan keluarga
maupun hubungan antar manusia lainnya. Salah satu unsur kebahagiaan adalah keharmonisan
dalam hubungan dimana komunikasi masing-masing bisa berjalan baik dan kalau
perlu tanpa konflik.
Agar
keharmonisan ini tercapai maka mesti ada cinta yang membingkai hubungan antar
manusia. Kalau suami istri tidak saling mencinta apalah artinya sebuah
keluarga, kalau diantara manusia tidak tumbuh rasa cinta apalah arti sebuah
persahabatan.
Agar cinta ini menjadi kuat dan bertahan lama, maka berikut ini saya uraikan tips praktis bagaimana mempertahankan cinta agar tetap abadi sehingga tercipta keharmonisan dalam suatu hubungan.
Pertama, Menyatakan
Cinta
Hal
ini tidak hanya bisa melanggengkan keakraban, memperkokoh kasih sayang,
mempertebal rasa cinta, menyatukan kata, dan mempererat hubungan sesama muslim.
Tapi juga bisa melenyapkan keretakan dan kedengkian. Dan ini merupakan bagian
dari wujud keindahan syari’at.
Dari
Abu Dzar ra, ia mendengar bahwa Rasulullah SAW. Bersabda :
“Jika
seorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah ia datang ke rumahnya dan
kabarkanlah padanya bahwa ia mencintainya karena Allah.”
Dengan
mengutip ucapan Al-Baghdadi, Al-Manawi berujar :
“Mengungkapkan
cinta ini dianjurkan bila cinta tersebut karena Allah, cinta yang bersemi bukan
karena ambisi kepada dunia dan hawa nafsu, melainkan untuk mendapatkan kasih
sayangnya. Karena menampakkan cinta demi dunia dan pemberian, maka sama artinya
dengan mencari muka. Ini adalah suatu cacat dan kekurangan. Wallahu A’lam.”
Dari
Anas ra, ia bertutur :
“Kami
duduk bersama Rasulullah, dan tiba-tiba seseorang datang melintas. Lalu salah
seorang di antara kami berkata : ‘Wahai Rasulullah, Saya sungguh mencintai
orang ini.’ Rasulullah bertanya: ‘Apakah ia sudah diberitahukan?’ Ia menjawab:
‘Belum.’ Sambung Rasulullah saw.: ‘Berdirilah, dan kabarkanlah ia.’ Orang itu
lalu berdiri, seraya berkata: ‘Wahai fulan, demi Allah, saya mencintaimu karena
Allah.’ Ia membalas: Saya juga cinta pada Anda, yang telah mencintai saya
karena Allah.”
Dari
Miqdam bin Ma’dikariba ra. Disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda :
“Jika
seseorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahukannya
bahwa ia mencintainya.”
Apalagi untuk hubungan dalam sebuah keluarga, maka menyatakan cinta kepada
suami atau istri dan anak-anak adalah aktifitas yang harus dikerjakan setiap
saat agar cinta tetap bersemi di hati masing-masing anggota keluarga. Insyaallah
dengan ini, keharmonisan akan terjaga dan kebahagiaan akan tumbuh seiring
benih-benih cinta yang terus mengembang. Alangkah indahnya keluarga seperti
ini.
Kedua, Saling
Memberi Hadiah
Dari
Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling
mencintai.”
Kita
dianjurkan saling memberi hadiah, karena hadiah adalah bagian akhlak Islam yang
diajarkan para Nabi dan dianjurkan oleh para wali-Nya. Hadiah juga bisa
meluluhkan hati dan menghapus debu-debu yang menempel dalam dada.
Nah, memberi hadiah kepada pasangan kita dan anak-anak mestilah dilakukan
meski dengan barang sekedarnya tapi akan memberikan dampak kepada hati yang
menerima hadiah tadi. Ada perhatian yang tulus dibalik hadiah yang kita
berikan, insyaallah cinta bersemi seiring datangnya rintik hujan di penghujung
kemarau panjang yang menimpa negeri ini.
Ketiga, Saling
Berkunjung
Dengan
menukil ucapan Al-Ghazali, Al-Manawi berkata :
“Mengunjungi
saudara karena Allah adalah bagian dari inti ibadah kepada Allah. Di dalamnya
ada kemuliaan dari Allah, beragam faedah, dan kebaikan hati.”
Dari
Abu Hurairah ra, ia bertutur : “Rasulullah berkata kepadaku :“Wahai Abu
Hurairah, sewaktu-waktu berkunjunglah, niscaya bertambahlah rasa cinta.”
Sebagian
ulama berujar : “Terlalu sering berkunjung membuat bosan, terlalu jarang
membuat rusak.”
Seorang
pujangga mengubah sebuah syair :
berkunjunglah
kamu sewaktu-waktu
jika
terlalu sering, membuka jalan perpisahan
karena
kulihat hujan tiap hari pun membuat jemu
sedang
jika tidak turun-turun, tangan pun menengadah meminta
Penyair
lain mengungkapkan :
jarangkan
mengunjungi teman sejati, maka akan terasa seperti pakaian baru
karena
hal paling membosankan bagi seseorang
jika
ia selalu melihatmu di sisinya
Keempat, Memberi
Harta
Dari
Mu’adz. Ra.; ia berkata: Kudengar Rasulullah SAW. bersabda:
“Mesti
kecintaan-Ku kepada orang-orang yang saling bercinta karena Aku, orang-orang
yang duduk-duduk karena Aku, orang-orang yang saling berkunjung karena Aku, dan
orang-orang yang saling berderma karena Aku.”
Pemberian
harta memiliki tiga tingkatan : paling
rendah adalah saling memberi harta, menengah adalah menyantuni, dan yang
tertinggi adalah mendahulukan saudara ketimbang diri sendiri.
Yang
terakhir ini adalah martabat para shiddiqun (mukmin sejati) dan sekaligus
merupakan derajat yang paling tinggi bagi orang yang saling bercinta. Tingkatan
ini disebut itsar, seperti firman Allah :
“Dan
mereka (kaum Anshar) mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung” (al-Hasyr [59]: 9)
Kelima, Meninggalkan
Dosa
Dari
Anas ra. Disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda :
“Dua
orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam tidak akan
terpisahkan antara keduanya kecuali oleh dosa yang dilakukan salah seorang dari
keduanya.”
Jika
Anda mendapat perlakuan tidak ramah dari saudara Anda, maka segeralah bertobat
kepada Allah, karena sesungguhnya Anda telah melakukan suatu dosa. Namun jika
Anda jumpai rasa cinta mereka bertambah maka bersyukurlah, karena penyebabnya
adalah ketaatan yang Anda perbuat.
Inilah lima langkah yang bisa mempertahankan cinta antar manusia juga untuk
keluarga agar tetap harmonis sepanjang usia dikandung badan. Lima langkah
sederhana tapi akan membawa dampak yang luar biasa, cinta yang berkualitas yang
akan mengantarkan kita pada kehidupan yang harmonis untuk menggapai kebahagian
dunia dan kaherat insyaallah.
Salam Sukses & Berkah !
Facebook : Arif Prasetyo Aji | Twitter : @arifaji
Comments