Inilah judul konser perdana yang diberikan Bu Rita Eko Yuniarti kepada saya pagi ini di IG @rihaaltour dan @rihaalumrohsurabaya . Kalau disuruh memilih, maka saya lebih senang menulis daripada bicara. Tanya kenapa? Saya sendiri juga ndak tahu jawabannya ha..ha.
Saya ndak akan membahas "branding" secara teori, bisa-bisa kualat saya. Bagi saya, "branding" adalah alat "silaturrahim" agar kita mudah dikenali dan bisa saling menyapa secara bijak. Nah, yang namanya silaturrahim, maka harus ada hubungan dua arah. Satu sisi dikenal, dan sisi lainnya mendapatkan "kebahagiaan" karena mendapatkan manfaat.
Justru ketika di masa "krisis" ini kita bisa mengaktivasi "branding" kita secara leluasa. Apa yang belum pernah kita lakukan ya kita eksekusi saat ini tentu dengan "gaya kekinian". Kita harus "sadar" bahwa situasi sekarang ini berbeda, karenanya harus siap dengan cara dan gaya yang berbeda.
Menurut saya, "keyword" nya 3 hal saja, perkuat hubungan, perbanyak kolaborasi dan berjualan tapi tidak menjual. Mungkin saat ini kita tidak mendapatkan "hasil" seperti masa sebelumnya tapi yakinlah bahwa "hubungan" kita akan semakin berkualitas dan meluas. Nah, karenanya apa yang kita lakukan untuk mengaktivasi "branding" di masa krisis ini?
Pertama, Berikan Rasa Empati
Kita pasti punya customer atau kalau di Rihaal punya jama'ah. Maka sampaikanlah rasa empati itu secara tulus. Sapalah mereka melalui jalur channel komunikasi yang kita miliki, sekarang! Semakin personal komunikasi kita, maka akan mengalir energi kebersamaan itu.
Presiden Soeharto di tahun 1996 pernah masuk ke ibukota Bosnia menemui Presiden Bosnia saat itu. Pasukan PBB sudah memberikaan larangan karena harus melewati medan perang. Tapi sang preaiden tetap keukuh, dan akhirnya pergi juga dengan menaiki kendaraan lapis baja. "Kita tidak punya uang untuk membantu, sehingga saya harus datang menemuinya, mengangkat morilnya sebagai Ketua Negara Non Blok", katanya.
Rihaal Umroh , sudah melakukan beberapa program diantaranya gerakan #SupportProdukAlumni juga ada pembuatan dan pembagian buku do'a tolak bala, insyaallah juga support ketahanan pangan bagi guru ngaji. Bagi alumni yang kebetulan baca tulisan saya, bisa deh kontak saya yah. Alhamdulillah antriannya sudah cukup panjang, jadi mohon bersabar he..he.
Kedua, Menebarkan Nilai Positif
"Masa depan itu misteri", karena kita memang tidak tahu apa yang terjadi di depan, kapan berakhirnya pandemi ini, dan sebagainya. Tugas kita adalah di "masa kini", apa impian kita di masa depan dan apa yang kita lakukan saat ini. Jika 2 hal ini kita miliki, insyaallah kita akan bisa "memimpin" di masa depan. Tugas masa kini adalah untuk memantaskan diri dihadapan Allah SWT. Dan kita tentu berharap, satu diantaranya adalah kita yang dipilih-Nya.
Rihaal Edukasi setiap harinya sudah online melalui Live IG jam 09.00 sampai 09.30 melalui program #SapaRihaal. Ada juga #KajianonInstagram setiap senin dan kamis jam 13.00 bersama da'i muda Rihaal. Ada lagi CERIA #CeritaRihaalAja setiap Rabu jam 19.30. Hmm, dan masih ada lagi lho #Inspiroom diskusi interaktif setiap jum'at jam 16.00 melalui zoom.
Ketiga, Harus Berkarya - Buatlah Masterpice
Inilah saatnya membuat karya, membuat "monumen" yang bisa dikenang sepanjang masa. Yang penting, karya ini bisa memberikan manfaat bagi sebanyak orang dan bisa membuat semua bahagia. Dulu mungkin kita "sibuk" dan sekarang tidak ada alasan lagi seperti itu.
"Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah". (HR. Bukhari & Ahmad)
Teringat perkataan Imam Ghazali, "Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah", kemudian kami duduk bersama insyaallah akan mempersembahkan sebuah catatan yang terangkum dalam "Rihaal Story". Semoga karya ini bisa segera dibukukan dan didapatkan di toko buku terdekat he..he.
Oh ya, sebagai pemula, lumayanlah ya sudah ada yang mau melihat konser perdana ini :D
Comments