"Menangislah bila harus menangis", demikianlah cuplikan lirik salah satu lagu Dewa. Namun, sekali lagi bukan sembarang meneteskan air mata. Sejenak dan sesekali menangislah demi impian-impian, nilai-nilai, orang-orang terkasih dan penyesalan-penyesalan.
Percayalah, kita tidak pernah menjadi lemah karenanya. Justru sebaliknya, setelah itu seolah-olah kita memperoleh suatu pencerahan, kelegaan dan kekuatan. Itu semua patut dinikmati. Bukankah Rasulullah SAW juga menyuruh kita menangis?
Dalam suatu kesempatan, Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai manusia, menangislah! Jika kalian tidak mampu menangis, pura-puralah kalian menangis. Karena sesungguhnya penduduk neraka akan menangis di neraka, hingga air mata tersebut seolah-olah terbentuk aliran sungai di wajah mereka.'' (HR Abu Ya'la).
Secara simplisit, hadis di atas dapat ditafsirkan bahwa menangis di dunia lebih baik daripada menangis di neraka kelak. Menangis merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan ini, bahkan sering kita alami sendiri. Menangis adalah ekspresi seseorang yang menggambarkan suasana hatinya, bisa berupa ekspresi kesedihan ataupun kebahagiaan.
Lantas, menangis seperti apa yang disukai oleh Allah SWT dan memberikan manfaat kelak di akhirat? Tentu, menangis karena Allah dan untuk-Nya semata. Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa saja yang berzikir kepada Allah kemudian mengalir air matanya hingga menetes ke tanah disebabkan oleh rasa takutnya kepada Allah, niscaya Allah tidak akan menyiksanya pada hari kiamat.'' (HR al-Hakim)
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali menangis diidentikkan dengan sifat cengeng, rapuh, ataupun lebai. Orang menangis tak jarang dianggap sebagai orang yang lemah pribadi ataupun imannya. Padahal, menangis dalam Islam dapat diartikan sebagai proses ataupun bentuk penghayatan dan pendalaman ibadah yang sedang dilakukan.
Menangis semacam itulah yang sering dipraktikkan oleh para Nabi dan Rasul serta para ulama dalam mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Jika tangisan tumpah karena Allah, ia termasuk perbuatan mulia, sebagaimana sabda Rasul, ''Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya''.
Apa itu? Rasulullah menyebutkan salah satunya adalah seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sunyi dan tiba-tiba meneteskan air mata. Artinya, menangis dalam kesunyian lebih memungkinkan timbulnya keikhlasan dalam diri.
Lain halnya ketika tangisan tumpah di tempat keramaian, atau ketika mendengarkan lagu cengeng, tentu saja tangisan tersebut tidak ditujukan kepada Allah SWT, melainkan lebih disebabkan oleh suasana sedih. Untuk itu, mari kita hiasi mata ini dengan tangisan mesra karena Allah. Tangisan yang akan membawa pada kebahagiaan di akhirat kelak.
Besuk sabtu jama'ah Rihaal Umroh Trip Umroh Muhasabah 5-14 Desember 2019 akan menginjakkan kaki di Surabaya. Tentu ada kebahagiaan tapi juga menyeruak kesedihan karena berpisah dengan tanah haram, tanah yang dirindukan kaum muslim.
Sejenak bisa merasakan kedekatan dengan baginda Nabi SAW yang sudah sangat dirindukannya tapi harus segera berpisah. Menangis, tentu akan menangis siapapun yang rindu pada Allah SWT dan rindu pada baginda Nabi SAW.
Menangis dan teruslah menangis dalam sujud-sujud panjang kita setelah ini. Semoga Allah dan Rasul-Nya selalu hadir dalam kehidupan kita. Dan Rasulullah SAW mwmberikan syafa'atnya untuk kita semua.
Wassalam
Arif Prasetyo Aji
Percayalah, kita tidak pernah menjadi lemah karenanya. Justru sebaliknya, setelah itu seolah-olah kita memperoleh suatu pencerahan, kelegaan dan kekuatan. Itu semua patut dinikmati. Bukankah Rasulullah SAW juga menyuruh kita menangis?
Dalam suatu kesempatan, Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai manusia, menangislah! Jika kalian tidak mampu menangis, pura-puralah kalian menangis. Karena sesungguhnya penduduk neraka akan menangis di neraka, hingga air mata tersebut seolah-olah terbentuk aliran sungai di wajah mereka.'' (HR Abu Ya'la).
Secara simplisit, hadis di atas dapat ditafsirkan bahwa menangis di dunia lebih baik daripada menangis di neraka kelak. Menangis merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan ini, bahkan sering kita alami sendiri. Menangis adalah ekspresi seseorang yang menggambarkan suasana hatinya, bisa berupa ekspresi kesedihan ataupun kebahagiaan.
Lantas, menangis seperti apa yang disukai oleh Allah SWT dan memberikan manfaat kelak di akhirat? Tentu, menangis karena Allah dan untuk-Nya semata. Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa saja yang berzikir kepada Allah kemudian mengalir air matanya hingga menetes ke tanah disebabkan oleh rasa takutnya kepada Allah, niscaya Allah tidak akan menyiksanya pada hari kiamat.'' (HR al-Hakim)
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali menangis diidentikkan dengan sifat cengeng, rapuh, ataupun lebai. Orang menangis tak jarang dianggap sebagai orang yang lemah pribadi ataupun imannya. Padahal, menangis dalam Islam dapat diartikan sebagai proses ataupun bentuk penghayatan dan pendalaman ibadah yang sedang dilakukan.
Menangis semacam itulah yang sering dipraktikkan oleh para Nabi dan Rasul serta para ulama dalam mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Jika tangisan tumpah karena Allah, ia termasuk perbuatan mulia, sebagaimana sabda Rasul, ''Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya''.
Apa itu? Rasulullah menyebutkan salah satunya adalah seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sunyi dan tiba-tiba meneteskan air mata. Artinya, menangis dalam kesunyian lebih memungkinkan timbulnya keikhlasan dalam diri.
Lain halnya ketika tangisan tumpah di tempat keramaian, atau ketika mendengarkan lagu cengeng, tentu saja tangisan tersebut tidak ditujukan kepada Allah SWT, melainkan lebih disebabkan oleh suasana sedih. Untuk itu, mari kita hiasi mata ini dengan tangisan mesra karena Allah. Tangisan yang akan membawa pada kebahagiaan di akhirat kelak.
Besuk sabtu jama'ah Rihaal Umroh Trip Umroh Muhasabah 5-14 Desember 2019 akan menginjakkan kaki di Surabaya. Tentu ada kebahagiaan tapi juga menyeruak kesedihan karena berpisah dengan tanah haram, tanah yang dirindukan kaum muslim.
Sejenak bisa merasakan kedekatan dengan baginda Nabi SAW yang sudah sangat dirindukannya tapi harus segera berpisah. Menangis, tentu akan menangis siapapun yang rindu pada Allah SWT dan rindu pada baginda Nabi SAW.
Menangis dan teruslah menangis dalam sujud-sujud panjang kita setelah ini. Semoga Allah dan Rasul-Nya selalu hadir dalam kehidupan kita. Dan Rasulullah SAW mwmberikan syafa'atnya untuk kita semua.
Wassalam
Arif Prasetyo Aji
Comments