Skip to main content

Saatnya Menjadi Entrepreneur, Sudah Kaya Masuk Surga

Mungkin banyak diantara kita yang takut menjadi kaya. Dengan alasan tidak mau serakah, takut berbuat maksiat kalau kaya, atau merasa cukup. Biasanya mereka merasa sudah ‘cukup’ dengan gaji Rp 5 Juta atau Rp 10 Juta perbulan. 

Sungguh secara vertikal (hubungan dengan Allah) orang seperti ini dapat kita katakan sebagai hamba yang bersyukur, karena sudah merasa ‘cukup’ dengan yang Allah berikan.

Uang Rp 5 atau 10 Juta mungkin cukup untuk makan kita dan keluarga, pendidikan anak, cicilan rumah, mobil, zakat/infaq dan sedikit tabungan. Ya, cukup memang jika kita hanya memikirkan diri dan keluarga kita saja.

Secara horizontal (hubungan dengan sesama manusia) salahkah jika kita katakan orang yang merasa ‘cukup’ tadi adalah orang yang EGOIS. Kenapa? Karena memang kita hanya memikirkan kepentingan diri dan keluarga kita saja. Sehingga kalaupun bisa berinfaq, ala kadarnya saja. Seandainya kita mau memikirkan kepentingan keluarga lainnya, baik keluarga sedarah maupun keluarga seiman yang dhuafa dan membutuhkan bantuan finansial, maka kita tidak akan pernah merasa cukup meskipun penghasilan kita Rp 1 Milyar perbulan ! Bukan kita tidak bersyukur, bukan kita serakah. 

Tetapi justru karena terlalu banyak umat Islam yang harus dibantu secara finansial. Maka sebanyak-banyaknya uang harus kita hasilkan dan sebanyak-banyaknya orang harus menikmati manfaat dari yang kita hasilkan. Jika motivasi berbisnis kita karena ingin menghajikan orang tua, memelihara banyak anak yatim, membangun pesantren dan masjid, menjadi pembayar zakat terbesar, insya Allah, hal tersebut akan menjadi energi positif yang luar biasa bagi kita untuk kaya. 

Kalau kita bekerja sekedar untuk diri dan keluarga saja, Allah berikan rezeki yang melimpah, apalagi kalau kita berbisnis untuk memperkaya orang lain. Lalu mengapa kita tidak mau menjadi kaya? Apapun alasannya ketika anda tidak mencoba memulai bisnis atau mungkin berhenti mencoba, sesungguhnya anda memang tidak ingin menjadi orang kaya. 

Mengapa Seorang Muslim Harus Berbisnis ?

  1. Karena sunnah Rasul dan para sahabat
  2. Karena 9 dari 10 pintu rezeki adalah bisnis
  3. Karena 4 dari 5 Rukun Islam butuh modal dana
  4. Karena bisnis dapat membebaskan kita dari belenggu uang dan waktu
  5. Karena umat Islam lemah secara ekonomi
  6. Karena jaminan surga untuk pengusaha muslim yang jujur
Entrepreneur Vs Pengusaha

Apakah setiap pengusaha sudah pasti seorang entrepreneur?Apakah seorang pegawai atau professional sudah pasti bukan entrepreneur?Jawabannya tidak. Belum tentu. Jika anda seorang pengusaha, tetapi tidak mandiri selalu bergantung pada bank, bergantung pada KKN, tidak kreatif dan inovatif serta tidak memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang lain atas rezeki yang anda terima, maka anda baru sekedar seorang PENGUSAHA bukan ENTREPRENEUR. 

Jika anda seorang pegawai, tetapi tidak takut di PHK, punya penghasilan sampingan, mandiri secara finansial, tidak pernah puas dengan apa yang sudah anda kerjakan, selalu ingin memberi yang terbaik, selalu memberi manfaat kepada orang lain dengan apapun yang kita miliki, maka anda bukan saja seorang PEGAWAI tetapi juga seorang ENTREPRENEUR. 

Jadi, entrepreneur bukanlah masalah STATUS tetapi MENTALITAS. Jika anda ingin menjadi seorang entrepreneur maka syaratnya adalah anda harus  MANDIRI, KREATIF/INOVATIF, dan BERMANFAAT. 


Salam Sukses & Berkah !
Arif Prasetyo Aji
Twitter : @arifaji

Comments

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Rumeli Hisari, Gerbang Penaklukan Konstatinopel

Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih. Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil. Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari. Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari. Ketika

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito) Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..) Mbak, Kalo hitung yang bener ya... Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”. Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena : Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC. Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha) . Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak…. Kemudian, sambutan da