Mungkin banyak diantara kita yang takut menjadi kaya. Dengan alasan tidak
mau serakah, takut berbuat maksiat kalau kaya, atau merasa cukup. Biasanya
mereka merasa sudah ‘cukup’ dengan gaji Rp 5 Juta atau Rp 10 Juta perbulan.
Sungguh secara vertikal (hubungan dengan Allah) orang seperti ini dapat kita katakan sebagai hamba yang bersyukur, karena sudah merasa ‘cukup’ dengan yang Allah berikan.
Sungguh secara vertikal (hubungan dengan Allah) orang seperti ini dapat kita katakan sebagai hamba yang bersyukur, karena sudah merasa ‘cukup’ dengan yang Allah berikan.
Uang Rp 5 atau 10 Juta mungkin cukup untuk makan kita dan keluarga, pendidikan anak, cicilan rumah, mobil, zakat/infaq dan sedikit tabungan. Ya, cukup memang jika kita hanya memikirkan diri dan keluarga kita saja.
Secara horizontal (hubungan dengan sesama manusia) salahkah jika kita katakan orang yang merasa ‘cukup’ tadi adalah orang yang EGOIS. Kenapa? Karena memang kita hanya memikirkan kepentingan diri dan keluarga kita saja. Sehingga kalaupun bisa berinfaq, ala kadarnya saja. Seandainya kita mau memikirkan kepentingan keluarga lainnya, baik keluarga sedarah maupun keluarga seiman yang dhuafa dan membutuhkan bantuan finansial, maka kita tidak akan pernah merasa cukup meskipun penghasilan kita Rp 1 Milyar perbulan ! Bukan kita tidak bersyukur, bukan kita serakah.
Tetapi justru karena terlalu banyak umat Islam yang harus dibantu secara finansial. Maka sebanyak-banyaknya uang harus kita hasilkan dan sebanyak-banyaknya orang harus menikmati manfaat dari yang kita hasilkan. Jika motivasi berbisnis kita karena ingin menghajikan orang tua, memelihara banyak anak yatim, membangun pesantren dan masjid, menjadi pembayar zakat terbesar, insya Allah, hal tersebut akan menjadi energi positif yang luar biasa bagi kita untuk kaya.
Kalau kita bekerja sekedar untuk diri dan keluarga saja, Allah berikan rezeki yang melimpah, apalagi kalau kita berbisnis untuk memperkaya orang lain. Lalu mengapa kita tidak mau menjadi kaya? Apapun alasannya ketika anda tidak mencoba memulai bisnis atau mungkin berhenti mencoba, sesungguhnya anda memang tidak ingin menjadi orang kaya.
Mengapa Seorang Muslim Harus Berbisnis ?
- Karena sunnah Rasul dan para sahabat
- Karena 9 dari 10 pintu rezeki adalah bisnis
- Karena 4 dari 5 Rukun Islam butuh modal dana
- Karena bisnis dapat membebaskan kita dari belenggu uang dan waktu
- Karena umat Islam lemah secara ekonomi
- Karena jaminan surga untuk pengusaha muslim yang jujur
Apakah setiap pengusaha sudah pasti seorang entrepreneur?Apakah seorang pegawai atau professional sudah pasti bukan entrepreneur?Jawabannya tidak. Belum tentu. Jika anda seorang pengusaha, tetapi tidak mandiri selalu bergantung pada bank, bergantung pada KKN, tidak kreatif dan inovatif serta tidak memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang lain atas rezeki yang anda terima, maka anda baru sekedar seorang PENGUSAHA bukan ENTREPRENEUR.
Jika anda seorang pegawai, tetapi tidak takut di PHK, punya penghasilan sampingan, mandiri secara finansial, tidak pernah puas dengan apa yang sudah anda kerjakan, selalu ingin memberi yang terbaik, selalu memberi manfaat kepada orang lain dengan apapun yang kita miliki, maka anda bukan saja seorang PEGAWAI tetapi juga seorang ENTREPRENEUR.
Jadi, entrepreneur bukanlah masalah STATUS tetapi MENTALITAS. Jika anda ingin menjadi seorang entrepreneur maka syaratnya adalah anda harus MANDIRI, KREATIF/INOVATIF, dan BERMANFAAT.
Salam Sukses & Berkah !
Arif Prasetyo Aji
Twitter : @arifaji
Comments