Skip to main content

Menegakkan Nilai-Nilai Ramadhan

Ramadhan Segera Berlalu
Seiring dengan cepatnya waktu berlalu, ternyata tanpa terasa ramadhan begitu cepatnya berjalan meninggalkan kita. Padahal kita belum maksimal membaca Al-Qur’an, belum maksimal shalat malam, belum maksimal melaksanakan shiyam dan juga belum optimal untuk melaksanakan ibadah-ibadah lainnya. Setetes air mata mengalir dari ujung mata, perasaan sedih bergemuruh dalam kalbu, Ya Allah, akankah Ramadhan tahun depan, kami masih dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan?
Dahulu para salafuna shaleh, air mata mereka meleleh membasahi pipi dan lihyah lantaran Ramadhan pergi meninggalkan mereka. Terkadang dari lisan mereka terucap sebuah doa, sebagai ungkapan kerinduan akan datangnya ramadhan dan ramadhan :
”Ya Allah SWT, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan…”
Didalam suatu kesempatan Rasulullah saw, melakukan mutaba’ah/evaluasi terkait prestasi ibadah para Sahabat dan diabadikan dalam hadist :
”Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Siapa di antara kalian berpuasa pada hari ini?" Abu Bakar berkata: "Saya." "Lalu siapa yang ikut mengantar jenazah?" tanya Rasulullah saw. Abu Bakar menjawab: "Saya." "Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin?" tanya RasuluLlah saw. Abu Bakar menjawab: "Saya." "Lalu siapa yang hari ini menjenguk orang sakit?" tanya Nabi saw. Abu Bakar menjawab: "saya." Rasulullah saw. bersabda: "Tidaklah semua perkara yang saya sebutkan tadi ada pada satu orang kecuali orang itu akan masuk surga."

Nilai / Pilar Ramadhan
Berdasarkan khutbah Rasulullah saw menjelang memasuki bulan Ramadhan dan hadist di atas, ada 4 NILAI / PILAR yang bisa kita jadikan acuan untuk melakukan mutaba’ah/evaluasi perjalanan ramadhan tahun ini dan sekaligus sebagai NILAI / PILAR yang harus kita tegakkan setelah keluar dari bulan ramadhan tahun ini, yaitu :
  1. Nilai Ubudiyah
  2. Nilai Akhlaq
  3. Nilai Sosial
  4. Nilai Intelektual
1-NILAI UBUDIYAH
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.
Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.
Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Selama bulan Ramadhan, kita senantiasa dikondisikan dengan pelaksanaan ibadah baik yang wajib maupun sunnah. Semua berbondong-bondong untuk menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya guna mendapatkan kemuliaan dan pahala di bulan Ramadhan. Masjid mendadak ramai diserbu jama’ah meskipun berangsur-angsur juga sepi (kembali ke posisi semula sebelum datangnya bulan Ramadhan).Diantara amalan yang kita tegakkan adalah Shiyam (puasa), Qiyamullail (Sholat Tarawih), membaca (tadarus Al Qur’an), I’tikaf di sepuluh hari terakhir dan juga dzikir untuk mengagungkan asma-Nya.
2-NILAI AKHLAQ
Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.
Dari Ramadhan, banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran, diantaranya latihan jujur, tidak melakukan maksiyat, memupuk aspek kedisiplinan dalam setiap langkah kehidupan kita, dll.
3-NLAI SOSIAL
Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Dalam sebuah hadist, dikatakan :
”Umar bin Khaththab ra. Menceritakan : Pada suatu hari Rasulullah saw. menyuruh kami bersedekah. Kuyakinkan: Hari ini aku mendahului Abu Bakar jika aku mengalahkannya. Kemudian aku datang membawa separuh hartaku. Rasulullah saw. bertanya: ‘Apa yang engkau sisakan bagi keluargamu?’ ‘Sebanyak itu’, jawabku. Setelah itu Abu Bakar datang dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah saw. bertanya kepadanya: ‘Apa yang engkau sisakan bagi keluargamu?’ Abu Bakar menjawab: ‘Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan Rasul Nya’. ‘Umar berkata: ‘Aku tidak akan berlomba lagi denganmu dalam sesuatu kebaikan”. (Hadits hasan riwayat Abu Dawud)

Didalam Al Qur’an juga dikatakan :
”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah : 261)
Jadi, siapa yang belum menunaikan Zakat, Infaq dan Shodaqoh.....(bisa saya bantu insyaallah untuk membayarkannya...he...he....)
4-NILAI INTELEKTUAL
Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Hampir setiap hari kita disirami dengan ceramah agama yang berfungsi untuk memberikan CHARGE bagi pemahaman wawasan agama kita. Juga aktifitas membaca Al Qur’an (tadarus) yang dilaksanakan sendiri maupun bersama di Masjid/Musholla yang membantu kita untuk lebih mengenal ayat-ayat allah SWT.
Yang Kita Lakukan Pasca Ramadhan......?
  1. ISTIQOMAH (komitmen) untuk selalu menegakkan Nilai/Pilar Ramadhan
  2. Ber-AZAM/bertekad melakukan amal ibadah (yang selama ini belum pernah dilakukan)
  3. Ber-DO’A kepada Allah SWT, supaya memberi kita HIDAYAH
Makna Iedul Fitri
  1. Iedul Fitri diterjemahkan dengan kembali kepada fitrah atau kesucian, karena telah ditempa dengan ibadah sebulan penuh di bulan ramadhan. Dan karenanya ia mendapatkan ampunan dan maghfirah dari Allah SWT.
  2. Iedul Fitri diterjemahkan dengan hari raya berbuka, dimana setelah sebulan penuh ia berpuasa, menjalan ibadah puasa karena Allah SWT, pada hari Idul Fitri ia berbuka dan tidak berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.
Terakhir, mari kita sempurnakan ibadah ramadhan kita dengan melaksanakan puasa sunnah ENAM hari di bulan syawal.
”Barang siapa puasa ramadhan dan diikuti puasa ENAM hari di bulan syawal, maka dia seperti puasa setahun penuh” (Hadist Rasulullah saw)

Comments

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Rumeli Hisari, Gerbang Penaklukan Konstatinopel

Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih. Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil. Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari. Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari. Ketika

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito) Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..) Mbak, Kalo hitung yang bener ya... Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”. Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena : Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC. Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha) . Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak…. Kemudian, sambutan da