Kembali megenang masa awal mentoring di kampus dulu, teringat apa yang disampaikan oleh mentor yang kebetulan adalah kakak kelasku ketika bicara ma’rifatul islam. Dikatakan bahwa ada hadsit Rasulullah SAW, yang kira-kira muatannya adalah : Allah menyediakan 2 jalan untuk manusia yaitu “shirathal mustaqim” (jalan lurus), yang merupakan jalan keselamatan yang ditempuh oleh orang-orang beriman dan “shiratus syaithan” (jalan syaithan), yang merupakan jalan kesesatan yang dilalui oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT.
Dan Rasulullah SAW mengibaratkannya dengan menggambarkan diatas tanah dengan menarik sebuah garis lurus untuk menggambarkan jalan lurus tadi, kemudian menarik garis yang lain yang tegak lurus garis yang pertama tadi untuk menggambarkan betapa jebakan jalan kesesatan itu begitu beragam dan banyak sekali.
Sejalan dengan hadist Rasulullah SAW tadi, ada falsafah orang jawa yang pernah diungkapkan oleh pak shahab (dosen teknik mesin its) dulu yaitu : bahwa orang jawa sering menggambarkan surga & neraka itu dengan, MUNGGAH suargo-NYEMPLUNG neroko.
Pertanyannya, kenapa orang jawa mengatakan demikian, kalau kita lihat lebih dalam lagi bahwa untuk menggapai surga itu orang jawa mengatakannya dengan “MUNGGAH”. Yang artinya adalah ada usaha besar yang dilakukan untuk meraih syurga baik itu pengorbanan jiwa-raga, financial maupun pengorbanan lainnya. Seperti misalanya ayo munggah gunung berarti ada usaha sekian lama dengan pengorbanan yang dikeluarkan dan ada konsekuensi yang ditanggungnya.
Sedangkan untuk menuju neraka memakai istilah “NYEMPLUNG” yang dalam bahasa jawa berarti tidak perlu energi besar untuk meraihnya atau dalam bahasa lain adalah bisa dikatakan kecepatan & percepatan awalnya nol karena tidak ada energi yang dikeluarkan. Seperti dulu ketika masih kecil, misalnya rek ayo nyemplung kali misalnya, ya sudah tinggal nyebur begitu saja, nyaris tanpa usaha yang berat.
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”
(Al Baqarah : 25)
Catatan Penting :
Sebuah ikhtiar untuk menyambut Ramadhan etape-3 dimana didalamnya diberi kemuliaan malam yang lebih baik dari seribu bulan “LAILATUL QADAR” dan amalan istimewa “I’TIKAF” serta pembebasan dari api neraka “ITQUM MINAN NAAR”
Teriring Do’a : “asyhadu ala ilaha illallah wa asyhadu ana muhamadarrasulullah, astaghfirullah, nas’aluka ridhoka wal jannah wa na’udzubika min syaqotika wan naar”
(Al Baqarah : 25)
Comments