Terus terang, saya mengenal puasa sunnah syawal ini belakangan saja, tepatnya saat kuliah dimana gairah belajar agama sedikit menemukan momentumnya. Jauh sebelumnya, saya hanya mengenal kupatan atau lebaran ketupat.
Tepat seminggu setelah idul fitri inilah tradisi kupatan ini berlangsung. Biasanya kami bawa sajian kupat dengan segala perniknya dan berkumpul bersama di Masjid atau bahkan di Balai Desa. Namanya anak-anak, saat inilah yang menyenangkan eh mengenyangkan he..he.
Ketentuan Puasa Sunnah Syawal
Soal puasa sunnah syawal, insyaallah dalilnya jelas karena berasal dari hadist shahih muslim. Hmm, pahalanya seperti halnya puasa setahun penuh, Allahu Akbar. Syaratnya hanya dua saja, tuntas puasa ramadhan sebulan penuh dan dilanjut puasa sunnah syawal hamya enam hari saja.
Dari Abu Ayyub Al Anshari, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian BERPUASA ENAM HARI di bulan SYAWAL, maka dia BERPUASA seperti SETAHUN PENUH.” (HR. Muslim, No. 1164)
Adapun ketentuan PUASA SYAWAL menurut jumhur ulama' adalah sebagai berikut :
Pertama, Berpuasa Syawal tidak ada ketentuan berturut-turut, yang terpenting di bulan Syawal.
Kedua, Jika mampu berturut-turut, maka lebih bagus. Prinsipnya lebih cepat lebih bagus.
Ketiga, Niat puasa sunnah tidak boleh digabung dengan puasa wajib. Tapi boleh dengan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Senin-Kamis dll.
Keempat, Pahala puasa Syawal 6 hari, seperti puasa setahun.
Kelima, Puasa Syawal merupakan penyempuran puasa Ramadhan.
Keenam, Jika puasa Syawal waktunya hanya di bulan Syawal, sedangkan qadha puasa wajib waktunya boleh sampai setahun, sebelum datangnya bulan Ramadhan akan datang.
Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat & Menjaga Amaliyah Ramadhan
Konon, ketupat menurut sejarah dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga. Ketupat dianyam dengan anyaman yang rumit yang menandakan sulitnya menata iman dan melawan hawa nafsu (mungkin begitu, barangkali ada keterangan lebih benar, monggo dikoreksi).
Ketika selesai Ramadhan dan kemudian berlanjut 6 hari puasa syawal, maka amalan Ibadah nya menjadi "ًكَآفَّة" atau "kaafatan" yang berarti "menyeluruh" atau "lengkap".
Jadi rangakaian ibadah Puasanya sekarang sudah lengkap. Maka saatnya dirayakan dengan ceremoni baru : "Syukuran Kaaffatan"
Karena lidah orang "Jawa Totok" sulit mengucapkannya, bunyinya akhirnya menjadi "slendro". "Kaaffatan"
berubah menjadi :
"Kupatan". Dan yang disajikan sebagai hidangan disebut dengan "kupat" atau "ketupat".
Jadi, puasa syawal bagusnya di awal bulan syawal atau nanti-nanti agak lama sedikit? Jawabnya, "Sama-sama baik".
Justru kalau di awal, spirit Ramadhan masih ada. Orang masih terbawa kebiasaan puasa. Bagus kalau di awal syawal langsung sambung puasa sunnah syawal (maksudnya setelah tanggal 1 syawal), sesuai dengan sejarah Sunan Kalijaga di atas.
Itulah mengapa, perayaan tepat di hari ketujuh syawal itu disebut dengan Lebaran Ketupat. Karena untuk menjaga amaliyah ramadhan agar tetap semangat dijalankan. Harapannya di hari kedua syawal sudah menunaikan puasa sunnah syawal sampai hari ketujuh.
Manusia itu sukanya "balas dendam". Karena sebelumnya siang puasa maka ketika hari raya makannya lost ndak pakai rewel ha..ha. lah saya juga begitu koq. Maka puasa sunnah syawal adalah cara agar kita tetap terikat dengan amaliyah ramadhan. Sungguh kanjeng Nabi SAW itu sebaik-baik teladan, sangat paham kondisi umatnya terutama umat di akhir zaman ini.
________
Follow IG : @arifprasetyo.aji
Comments