Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2007

Sabar, Qona’ah dan Syukur

Pada suatu hari ada dua orang pemancing sedang melakukan aktifitas pemancingan di suatu sungai. Pemancing pertama adalah seorang kakek yang sangat bijaksana sedangkan pemancing yang satunya lagi adalah seorang anak muda yang penuh gelora, khas anak muda banget gitu lho. Setelah lama memancing, anak muda mulai menggerutu. Diantara ungkapan yang terlontar : menyalahkan alat pancingnyalah, sungai yang tidak ada ikanlah sampai hari yang sial bagi dirinya. Intinya dia tidak puas dengan proses mancingnya karena sudah lama tidak ada satu ikan pun yang nyangkut di mata kailnya. Berbeda dengan sang kakek yang dengan begitu tenangnya menikmati proses memancing karena sang kakek berhasil dengan mendapatkan ikan berkali-kali dan besar-besar. Melihat anak muda yang menggerutu tadi, sang kakek mendekatinya dan berkata : “pada halaman pertama buku Resep Memancing tertulis kata SABAR , jadi kita tidak usah menyalahkan siapapun tapi berusahalah terus dengan penuh kesabaran” Mendengar nasehat

Ide Unik : SATE BARONGAN PAK UNIQ

Sehari menjelang Ramadhan kemarin saya melakukan perjalanan dari Surabaya ke Sepanjang-Sidoarjo untuk urusan pekerjaan. Di jalan wonocolo-sepanjang, saya melihat ada sesuatu yang “beda” yaitu sebuah rombong tempat jualan kaki lima lengkap dengan pajangan daging kambing utuh satu badan yang kelihatan segar & muda tetapi ada asap yang menandakan ada bakaran daging di tempat itu. Saya tanya ke teman sebelah saya yang kebetulan rumahnya dekat dengan daerah itu, katanya “Ya Mas itu bukan penjual daging seperti yang sampeyan kira, tapi penjual sate. Setiap hari pasti rame karena bahannya dari kambing muda dan segar”. Kata saya, wah boleh dong kita coba, hitung-hitung sebagai makan siang terakhir he..he.. Ya, Pak uniq biasanya dia dipanggil memulai merintis berjualan sate karena kesukaan masak dan makan sate ini. Waktu pertama kami datang, kelihatan dari depan bahwa ruangan yang sempit itu kelihatan ramai sekali. Tetapi setelah saya masuk ternyata ada ruangan yang lumayan luas d

Marhaban Ya Ramadhan

Untuk mengukur kualitas iman kita, sebenarnya mudah saja. Saat-saat menjelang ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk mengetahui kadar keimanan kita. Hal ini bisa diketahui dari sejauh mana kita meng “HARAP” datangnya bulan ramadhan dengan segala persiapan ruhiyahnya. Itulah mengapa Rasulullah saw. Meminta kita untuk mengamalkan salah satu do’a jauh hari sebelum ramadhan itu datang. Yah tepatnya dua bulan sebelum datangnya ramadhan, yaitu pada awal memasuki bulan rajab kita diminta untuk memanjatkan do’a : Allahumma bariklana fii rajab wa sya’ban wa ballighna ramadhan “Ya Allah berkahilah kami dalam bulan rajab dan sya’ban dan sampaikanlah umur kami hingga dapat menjumpai datangnya bulan ramadhan” Jadi, kalau kita menghadapi bulan ramadhan dengan “adem ayem” atau “santai saja” seolah tidak ada momentum besar yang akan terjadi dalam hidup kita berarti kondisi iman kita masih perlu dipertanyakan kembali. Trus, bagaimana dengan kita…..? Dalam hal ini kita bisa belajar b

Bisnis Itu Mudah & Menyenangkan

Saat kita mulai bisnis mungkin kita tidak banyak tahu tentang seluk beluk bisnis yang kita jalankan. Dan dari sinilah kita bisa belajar tentang banyak hal menyangkut aktifitas bisnis yang kita geluti. PERTAMA Saat pertama kali ada barang menumpuk di rumah, saya berfikir, mau diapakan barang yang sebanyak ini. Tapi Allah berkenan membukakan jalan kita satu persatu yang intinya kita harus lakukan sesuatu supaya barang ini bisa berpindah tangan. Dari mulai menghubungi keluarga-teman dekat, ikut dalam kegiatan bazar sampai dengan iklan di media. Seiring berjalannya waktu, keluarga-teman dekat-orang yang belum kami kenal tadi memberikan respon yang positif dan akhirnya beberapa dari orang tersebut menjadi mitra kami saat ini. KEDUA Ketika bazar, awalnya juga mengalami kesulitan karena memang belum pernah sama sekali melakukan aktifitas yang satu ini. Tapi memang benar kata teman TDA bahwa rizqi itu tidak pernah jatuh ke tempat yang salah. Dan akhirnya kami enjoy saja melakukan a

Investor Gathering “Takaful”

Alhamdulillah tadi malam saya berkesempatan hadir dalam acara Investor Gathering yang diselenggarakan lembaga asuransi syari’ah pertama di Indonesia “Takaful” di Hotel Novotel . Selain talkshow yang diisi oleh empat narasumber yang berbeda kompetensi juga diadakan peluncuran produk baru takaful dengan brand Takafulink Alia . Narasumber tersebut adalah Pak Agus (Dirut Asuransi Takaful Keluarga), Pak Rosinu (Dirut Trimaegah Securities), Bu Ita (Dosen, Konsultan Perencana Keuangan) dan Seorang Analis dari Bursa Efek Surabaya (wah saya lupa namanya nih…). Sedangkan Takafulink Alia adalah produk yang memadukan antara investasi dan proteksi, dalam hal ini investasi di pasar modal dengan mempertimbangkan aspek syari’ah tentunya. Makanya untuk produk ini PT. Takaful menggandeng PT. Trimegah Securities yang bertindak sebagai finance managernya. Acara ini menjadi menarik karena saya bertemu dengan orang-orang baru yang belum pernah saya temui sama sekali. Yah, jadinya punya teman

Khabab Bin Arats, GAJInya yang BESAR selalu diSEDEKAHkan untuk Orang Lain

L aki-laki tukang pandai besi ini adalah generasi assabiqunal awwalun . Ia begitu terpesona dengan cahaya kebenaran Islam yang dibawa Muhammad saw. Ia masuk Islam ketika masa awal-awal dakwah Islam yang penuh dengan cobaan dan penderitaan. Khabbab merupakan diantara sahabat saat itu yang mengalami siksaan yang cukup pedih dari orang-orang kafir Quraisy. Tubuhnya dililit belenggu dan rantai besi panas pada kaki dan tangannya sebagaimana sahabat Bilal ditindih tubuhnya dengan batu besar di tengah padang pasir. Suatu hari ia bersama sahabat yang lain menemui Rasulullah tetapi bukan karena kecewa dan kesal dengan pengorbanan ini melainkan mengharap do’a keselamatan. Sebagaimana diceritakan sendiri oleh Khabbab, ”Kami pergi mengadu Rasulullah saw yang ketika itu sedang tidur berbantalkan kain burdahnya dibawah naungan Ka’bah. Kami memohon kepadanya, ”Wahai Rasulullah, tidakkah anda hendak memintakan kepada Allah pertolongan bagi kami....?” Rasulullah saw pun duduk, mukanya jadi mera