Skip to main content

Sabar, Qona’ah dan Syukur

Pada suatu hari ada dua orang pemancing sedang melakukan aktifitas pemancingan di suatu sungai. Pemancing pertama adalah seorang kakek yang sangat bijaksana sedangkan pemancing yang satunya lagi adalah seorang anak muda yang penuh gelora, khas anak muda banget gitu lho.
Setelah lama memancing, anak muda mulai menggerutu. Diantara ungkapan yang terlontar : menyalahkan alat pancingnyalah, sungai yang tidak ada ikanlah sampai hari yang sial bagi dirinya. Intinya dia tidak puas dengan proses mancingnya karena sudah lama tidak ada satu ikan pun yang nyangkut di mata kailnya. Berbeda dengan sang kakek yang dengan begitu tenangnya menikmati proses memancing karena sang kakek berhasil dengan mendapatkan ikan berkali-kali dan besar-besar.
Melihat anak muda yang menggerutu tadi, sang kakek mendekatinya dan berkata : “pada halaman pertama buku Resep Memancing tertulis kata SABAR, jadi kita tidak usah menyalahkan siapapun tapi berusahalah terus dengan penuh kesabaran”
Mendengar nasehat dari sang kakek, anak muda tadi mulai lagi memancing. Sekarang dia sudah mulai tenang dan tidak menggerutu lagi seperti tadi.
Atas nasehat sang kakek akhirnya anak muda tadi sudah mulai mendapatkan ikan satu persatu. Namun lama-kelamaan mulai lagi menggerutunya karena ikan yang didapatkan semuanya masih kecil-kecil. Sedangkan yang didapat sang kakek ikannya besar-besar.
Mendengar gerutuan anak muda, sang kakek mendekat lagi dan berkata : “dalam buku Resep Memancing pada halaman kedua tertulis QANA'AH. Jadi kita harus menerima apa saja yang diberikan Allah kepada kita saat ini dengan penuh keikhlasan”.
Atas nasehat sang kakek, anak muda tadi kembali tenang dan mencoba untuk bisa menerima pemberian Allah saat itu. Akhirnya anak muda tadi mulai sedikit demi sedikit mendapatkan ikan besar sebagaimana yang diharapkan.
Selesai memancing, kedua orang ini mulai mengemasi perbekalan dan hasil tangkapan hari itu. Sebelum pamit, sang kakek menghampiri anak muda dan berkata : ”Wahai anak muda, dalam halaman terakhir buku Resep Memancing tertulis SYUKUR, maksudnya kita harus bisa mensyukuri apa yang kita terima dan jangan SERAKAH”. Makanya ambil ikan yang besar-besar untukmu dan kembalikan ikan yang kecil-kecil supaya kamu nanti dapat memancingnya lagi suatu saat.
Saudara sekalian, sebagai seorang manusia apalagi pebisnis kita harus mampu menempatkan SABAR-QANA’AH-SYUKUR ini secara silih berganti dalam siklus kehidupan kita. Dan bulan Ramadhan adalah sebaik-baiknya waktu untuk memupuk ketiga sikap tadi di dalam diri kita. Disamping sebagai bulan yang penuh dengan pahala, Ramadhan juga mendatangkan keberkahan sendiri bagai pebisnis dengan melimpahnya permintaan (dari mulai garmen, makanan, furniture, perabotan rumah tangga, dll). Jadi, siapkah kita ?

Comments

WURYANANO said…
Wah...Mas Arief, pintar bikin kisah yang menyegarkan nih.

Bagus Mas, menginspirasi orang.
Trims atas posting yang luar biasa prima ini.

Sukses selalu,
Wuryanano
wah bisa saja pak wuryanano ini. khan saya juga belajar dari bapak he..he..

trimakasih lho pak atas motivasi & inspirasinya

wassalam
Anonymous said…
Pak Arif... Sabar.. Qanaah... dan Syukur...
3 Step bagus dalam menjemput rejeki...
Terimakasih pencerahannya ya pak...

Salam kenal...

Sony
Salam kenal Juga Pak Sony
memang benar Pak ini adalah salah satu kunci dalam menjemput rizqi
subhanallah

trimakasih atas silaturrahimnya
affanjaya said…
alhamdulillah.

makasih atas insipirasix.

smg ini bisa sy jadikan pelajaran dan dterapkan dlm khidupan sehari2.

=)

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Rumeli Hisari, Gerbang Penaklukan Konstatinopel

Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih. Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil. Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari. Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari. Ketika

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito) Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..) Mbak, Kalo hitung yang bener ya... Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”. Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena : Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC. Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha) . Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak…. Kemudian, sambutan da