Ketika kita melintasi jalan yang menghubungkan jalan arif rahman hakim menuju ke arah galaxi mall, di sisi kanan & kiri jalan tersebut akan banyak kita temui pedagang kaki lima yang hampir memenuhi sepanjang trotoar jalan tersebut. Nah, di sisi barat jalan tersebut kita akan mendapati salah satu warung kaki lima yang oleh si empunya diberi nama ”depot ICHA” yang menjual aneka ikan goreng, bebek goreng dan juga udang saus.
Saya masih teringat kapan warung ini berdiri dan dimana saja tempatnya. Awalnya warung ini berada di jalan arif rahman hakim tepatnya di depan kantor kopertis. Kalau tidak salah sekitar tahun 2000-an ketika saya masih aktif belajar beladiri ”thifan po khan aliran tsufuk” di pelataran SD Negeri depan Kampus ITATS Surabaya, warung ini memulai aktifitasnya dan pada saat itu hanya menjual ikan goreng saja (belum ada bebek goreng, ayam goreng, cumi & udang saus). Pada saat itu kondisinya masih sepi sekali dan penjual disitu juga belum terlalu banyak.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu warung ini sedikit bergeser ke sisi timur tetapi masih tetap di jalan arif rahman hakim, dimana masih dengan menu yang sama, juga mulai ada penjual lainnya di sisi kanan & kirinya. Setelah jalan kembar menuju ke arah galaxi tersebut rampung, depot ICHA ini berpindah ke tempat tersebut sampai saat ini dan sekarang jangan ditanya berapa warung kaki lima yang ada disisi kanan & kiri jalan tersebut, ramai sekali dan kalau mau dikelola dengan baik mungkin bisa seperti pusat kya-kya kembang jepun.
Di sisi yang lain mungkin saya bisa dikatakan menjadi saksi hidup dari perjalanan depot ICHA ini dalam menjalankan usahanya. Betapa tidak, lha wong saya sering sekali ke warungnya sejak masih kuliah dulu. Saking seringnya kami menjadi akrab sekali bahkan seperti saudara, disamping juga kebetulan kami sama-sama berasal dari Lamongan he..he..Yang saya suka dengan depot ICHA ini adalah disamping makanannya yang menurut saya ada sisi khasnya juga bagaimana dia melayani pelanggannya dengan penuh keikhlasan dan tanpa membedakan antara pelanggan yang satu dengan yang lainnya. Nah saya ingin menyampaikan sesuatu yang semoga dapat kita ambil sebagai pelajaran dari perjalanan depot ICHA ini.
Sekali NIAT tidak ada kata MUNDUR
Kalau sudah memulai untuk bisnis maka tidak ada kata untuk mundur lagi, tinggal yang kita atur adalah bagaimana manajemen kita dalam menjalani bisnis itu baik pada saat krisis maupun saat kondisi baik. Pemilik depot ICHA ini sebelumnya memeng sudah berpengalaman di bidang yang sama tapi di tempat yang berbeda yaitu di daerah Garut Jawa Barat dan dia pengin membuka keberuntungan dengan membuka di daerah baru yang belum dikenalnya yaitu Surabaya. Dia pengin dekat dengan kota kelahirannya supaya bisa pulang dengan mudah dan murah, katanya.
Pada awal buka usahanya ini saya sering mendapati dia sering tidur-tiduran karena memang pelanggannya belum begitu banyak mungkin diantaranya ya saya dan teman-teman usai latihan beladiri tersebut dan itupun nggak tiap hari, ya maklum lah lha wong masih mahasiswa, untuk makan ikan goreng khan butuh kocek yang agak lumayan pada saat itu..he..he. Disamping juga karena masih membuka pasar di lingkungan yang baru, sehingga banyak orang yang belum mengenal daerah ini.
Meskipun kondisinya seperti itu, dia mampu melaluinya dengan baik dan sampai akhirnya sekarang memiliki pelanggan yang cukup banyak, dan jangan ditanya berapa hasil dari usahanya ini tiap bulannya, yang jelas lebih banyak dari hasil orang kantoran seperti saya ini he..he. Jadi, seperti yang pak roni sering bilang, kita harus melakukan siklus dream-strategi-action secara terus menerus untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
PerLUAS usaha, Mengapa tidak..?
Mungkin pemilik depot ICHA sudah belajar dari pengalamannya selama ini sehingga mencoba keberuntungan dengan menambah menu masakannya yaitu bebek goreng, ayam goreng, cumi & udang sambal dan cumi & udang saus. Yang menurut saya dari segi rasa tidak mengecewakan terbukti dengan pernyataan teman-temannya istri yang sering dibawakan bebek/ayam goreng ketika masih dm dulu di RSUD dr. Soetomo, yang katanya koq enak ya..lain dari biasanya.
Untuk melakukan usahanya sekarang dia dibantu oleh beberapa karyawan, dimana hal ini dulu hanya dilakukannya sendiri dan hanya beberapa saat dibantu istrinya. Sekarang hampir tidak pernah istrinya membantu kecuali hanya saat-saat tertentu saja, katanya sih supaya bisa mendampingi anaknya (waduh mulia sekali keinginan bapak...).
Menurut hemat saya perluasan usaha itu perlu dilakukan baik itu menambah menu seperti yang dilakukan depot ICHA ataupun membuka cabang baru. Hal ini dilakukan untuk menciptakan tantangan baru dan juga mengatasi kejenuhan setelah sekian lama bergelut dengan sesuatu yang sama, disamping juga untuk menambah income, betul khan ?
Excellent Services
Yang menjadikan depot ICHA berbeda dengan yang lainnya selain pelayanannya yang relatif cepat adalah kebiasaannya untuk senantiasa tersenyum dan mesti ada komunikasi dengan pelanggannya baik dengan pertanyaan ”apa kabar” ”koq lama gak kesini mas” ’kabar istrinya gimana mas” dst. Dan ini dilakukannya dengan tanpa membedakan baik kepada pelanggan lama maupun orang yang baru ke tempatnya dan tidak terkesan dibuat-buat.
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, itu dilakukannya secara konsisten seolah sebagai SOP yang harus dijalaninya dan itu menular juga ke karyawannya yang sudah lama ikut membantunya. Dan untuk melakukan ini dia tidak perlu berguru kepada ahli marketing sekelas Hermawan Kertajaya misalnya atau pelatihan kepribadian di John Robert Power yang kantornya bersebelahan dengan kantor saya itu.
Menurut saya ini adalah sesuatu yang alami dimana spiritnya adalah keikhlasan dan keinginan untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama, sebagaimana perkataan ulama yang berbunyi ”sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi yang lain”.Yang pada akhirnya menjadi magnet bagi setiap orang yang bertemu dengannya untuk senantiasa bertemu lagi..bertemu lagi dan ingin bertemu lagi. Sehingga orang yang makan di warungnya disamping tertarik dengan menu masakannya juga merindukan sentuhan yang dilakukan oleh pemilik depot ICHA tadi.
Jadi, para customer service dan pelaku bisnis mau belajar dari depot ICHA ?
Saya masih teringat kapan warung ini berdiri dan dimana saja tempatnya. Awalnya warung ini berada di jalan arif rahman hakim tepatnya di depan kantor kopertis. Kalau tidak salah sekitar tahun 2000-an ketika saya masih aktif belajar beladiri ”thifan po khan aliran tsufuk” di pelataran SD Negeri depan Kampus ITATS Surabaya, warung ini memulai aktifitasnya dan pada saat itu hanya menjual ikan goreng saja (belum ada bebek goreng, ayam goreng, cumi & udang saus). Pada saat itu kondisinya masih sepi sekali dan penjual disitu juga belum terlalu banyak.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu warung ini sedikit bergeser ke sisi timur tetapi masih tetap di jalan arif rahman hakim, dimana masih dengan menu yang sama, juga mulai ada penjual lainnya di sisi kanan & kirinya. Setelah jalan kembar menuju ke arah galaxi tersebut rampung, depot ICHA ini berpindah ke tempat tersebut sampai saat ini dan sekarang jangan ditanya berapa warung kaki lima yang ada disisi kanan & kiri jalan tersebut, ramai sekali dan kalau mau dikelola dengan baik mungkin bisa seperti pusat kya-kya kembang jepun.
Di sisi yang lain mungkin saya bisa dikatakan menjadi saksi hidup dari perjalanan depot ICHA ini dalam menjalankan usahanya. Betapa tidak, lha wong saya sering sekali ke warungnya sejak masih kuliah dulu. Saking seringnya kami menjadi akrab sekali bahkan seperti saudara, disamping juga kebetulan kami sama-sama berasal dari Lamongan he..he..Yang saya suka dengan depot ICHA ini adalah disamping makanannya yang menurut saya ada sisi khasnya juga bagaimana dia melayani pelanggannya dengan penuh keikhlasan dan tanpa membedakan antara pelanggan yang satu dengan yang lainnya. Nah saya ingin menyampaikan sesuatu yang semoga dapat kita ambil sebagai pelajaran dari perjalanan depot ICHA ini.
Sekali NIAT tidak ada kata MUNDUR
Kalau sudah memulai untuk bisnis maka tidak ada kata untuk mundur lagi, tinggal yang kita atur adalah bagaimana manajemen kita dalam menjalani bisnis itu baik pada saat krisis maupun saat kondisi baik. Pemilik depot ICHA ini sebelumnya memeng sudah berpengalaman di bidang yang sama tapi di tempat yang berbeda yaitu di daerah Garut Jawa Barat dan dia pengin membuka keberuntungan dengan membuka di daerah baru yang belum dikenalnya yaitu Surabaya. Dia pengin dekat dengan kota kelahirannya supaya bisa pulang dengan mudah dan murah, katanya.
Pada awal buka usahanya ini saya sering mendapati dia sering tidur-tiduran karena memang pelanggannya belum begitu banyak mungkin diantaranya ya saya dan teman-teman usai latihan beladiri tersebut dan itupun nggak tiap hari, ya maklum lah lha wong masih mahasiswa, untuk makan ikan goreng khan butuh kocek yang agak lumayan pada saat itu..he..he. Disamping juga karena masih membuka pasar di lingkungan yang baru, sehingga banyak orang yang belum mengenal daerah ini.
Meskipun kondisinya seperti itu, dia mampu melaluinya dengan baik dan sampai akhirnya sekarang memiliki pelanggan yang cukup banyak, dan jangan ditanya berapa hasil dari usahanya ini tiap bulannya, yang jelas lebih banyak dari hasil orang kantoran seperti saya ini he..he. Jadi, seperti yang pak roni sering bilang, kita harus melakukan siklus dream-strategi-action secara terus menerus untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
PerLUAS usaha, Mengapa tidak..?
Mungkin pemilik depot ICHA sudah belajar dari pengalamannya selama ini sehingga mencoba keberuntungan dengan menambah menu masakannya yaitu bebek goreng, ayam goreng, cumi & udang sambal dan cumi & udang saus. Yang menurut saya dari segi rasa tidak mengecewakan terbukti dengan pernyataan teman-temannya istri yang sering dibawakan bebek/ayam goreng ketika masih dm dulu di RSUD dr. Soetomo, yang katanya koq enak ya..lain dari biasanya.
Untuk melakukan usahanya sekarang dia dibantu oleh beberapa karyawan, dimana hal ini dulu hanya dilakukannya sendiri dan hanya beberapa saat dibantu istrinya. Sekarang hampir tidak pernah istrinya membantu kecuali hanya saat-saat tertentu saja, katanya sih supaya bisa mendampingi anaknya (waduh mulia sekali keinginan bapak...).
Menurut hemat saya perluasan usaha itu perlu dilakukan baik itu menambah menu seperti yang dilakukan depot ICHA ataupun membuka cabang baru. Hal ini dilakukan untuk menciptakan tantangan baru dan juga mengatasi kejenuhan setelah sekian lama bergelut dengan sesuatu yang sama, disamping juga untuk menambah income, betul khan ?
Excellent Services
Yang menjadikan depot ICHA berbeda dengan yang lainnya selain pelayanannya yang relatif cepat adalah kebiasaannya untuk senantiasa tersenyum dan mesti ada komunikasi dengan pelanggannya baik dengan pertanyaan ”apa kabar” ”koq lama gak kesini mas” ’kabar istrinya gimana mas” dst. Dan ini dilakukannya dengan tanpa membedakan baik kepada pelanggan lama maupun orang yang baru ke tempatnya dan tidak terkesan dibuat-buat.
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, itu dilakukannya secara konsisten seolah sebagai SOP yang harus dijalaninya dan itu menular juga ke karyawannya yang sudah lama ikut membantunya. Dan untuk melakukan ini dia tidak perlu berguru kepada ahli marketing sekelas Hermawan Kertajaya misalnya atau pelatihan kepribadian di John Robert Power yang kantornya bersebelahan dengan kantor saya itu.
Menurut saya ini adalah sesuatu yang alami dimana spiritnya adalah keikhlasan dan keinginan untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama, sebagaimana perkataan ulama yang berbunyi ”sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi yang lain”.Yang pada akhirnya menjadi magnet bagi setiap orang yang bertemu dengannya untuk senantiasa bertemu lagi..bertemu lagi dan ingin bertemu lagi. Sehingga orang yang makan di warungnya disamping tertarik dengan menu masakannya juga merindukan sentuhan yang dilakukan oleh pemilik depot ICHA tadi.
Jadi, para customer service dan pelaku bisnis mau belajar dari depot ICHA ?
Catatan Pinggir :
ICHA adalah nama anak pertama dari pemilik depot ICHA yang menjadi spirit bisnisnya. Sekarang sudah mulai tumbuh besar seiring besarnya bisnis yang dijalani orang tuanya. Teriring do’a semoga menjadi anak yang sholihah dan menjadi pebisnis wanita seperti mbak Nadia (BundainBiz), mbak roes (TDA) dll.
Thifan Po Khan aliran Tsufuk adalah beladiri kungfu yang dikemabangkan oleh muslim china dan sudah disesuaikan dengan ajaran islam. Salam untuk rekan sekalian yang masih aktif mengembangkan bela diri ini.
Comments