Skip to main content

Welcome The Rise Of Marketing 3.0

Beberapa saat yang lalu, tim Annida Islamic Kids Wear berkesempatan untuk hadir dalam seminar marketing yang diselenggarakan Rotary Club dengan tajuk “Marketing 3.0, Values-Driven Marketing”. Tidak tanggung-tanggung, seminar ini menghadirkan pakar & praktisi marketing yang tidak asing lagi dikalangan entrepreneur, yaitu Hermawan Kartajaya dan Tanadi Santoso.
Pada tulisan ini, saya akan coba menyampaikan penuturan dari sang begawan marketing, Hermawan Kartajaya yang mengulas konsep marketing 3.0.
Penjelasannya diawali dengan menunjukkan satu persatu focus dari versi marketing yang selama ini pernah ada.
Marketing 1.0 (baca : one point “o”), adalah marketing yang berfokus pada produk atau dengan istilah lain disebut “Product-Centric Era”. Dimana kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan produsen. Disini, konsumen sedikit diabaikan dan yang penting adalah bagaimana produsen membuat produk yang bagus dan laku dipasaran.
“any customer can have a car painted any color that he wants so long as it is black”
(Henry Ford)
Marketing 2.0 (baca : two point “o”), adalah marketing yang berfokus pada pelanggan, dengan istilah lain disebut “Customer-Centric Era”. Lebih maju dari marketing 1.0, disini kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan pelanggan. Selain produk yang bagus juga memperhatikan aspek keinginan pasar yang ada.
“The Success of Starbucks demonstrates the fact we have built an emotional connection with our customer….Once they tasted ours and experienced what we call ‘the third place’ – a gathering place between home and work where they where treated with respect – they found we where filling a need they didn’t know they bad”
(Howard Schultz, CEO of Starbucks)
Marketing 3.0
Dan yang paling mutakhir adalah Marketing 3.0 (baca : three point “o”), yaitu marketing yang berfokus pada kemanusiaan, dan disebut dengan “Human-Centric Era”. Kegiatan marketing produk bukan yang utama lagi, karena disini pelaku bisnis justru lebih menonjol aktifitas kemanusiaannya, dengan berbagai kegiatan sosial maupun pelestarian lingkungan hidup.
Dame Anita Roddick (Founder of The Body Shop), adalah salah satu contoh bagaimana marketing 3.0 itu diterapkan. The Body Shop tidak pernah memasang iklan untuk produknya tetapi sang pemiliknya senantiasa tidak pernah lepas dari aktifitas sosial dan pelestarian lingkungan. Ketika ada mitranya yang telepon, dengan entengnya dia menjawab, “saya sekarang di afrika selatan untuk kegiatan sosial.” Nah lho…..
“She will be remembered not only as a great campaigner but also as a great entrepreneur”
“She campaigned for green issues before it became fashionable to do so and inspired millions to the cause by bringing sustainable products to a mass market”
(BBC News)
“Anita did more than run a successful ethical business : she was a pioneer of the whole concept of ethical and green consumersm”
(Tony Juniper, Director of Friends of the Earth)
“Dame Anita was an ‘incredible woman’ who was passionate about environmental and human rights issues”
(John Sauven, Executive Director of Greenpeace)
Three Forces Of New Trend
Ada tiga kekuatan di dalam trend baru ini (marketing 3.0) yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. DIGITALIZATION
  2. GLOBALIZATION
  3. FUTURIZATION
DIGITALIZATION, saat ini kita hidup dalam era teknologi brillian, dimana segala sesuatu dijalankan secara digital dan hanya dengan satu tombol ”klik” saja. Dengan ”BLOGS” kita bisa mengkomunikasikan apa saja termasuk apa yang akan kita jual kepada semua orang diseluruh dunia. Faktanya, ada sekitar 1.2 juta posting blog disetiap harinya atau 50 ribu blog terupdate tiap jamnya.

”We have moved beyond the information Age to the AGE OF PARTICIPATION
(Scott McNealy – Chairman and CEO Sun Microsystem)
GLOBALIZATION, kalau jaman dulu globalisasi identik dengan anggapan dunia yang kecil “Smaller World” dimana kita bisa tahu apapun yang terjadi di belahan bumi lain dengan akses informasi yang begitu terbuka. Maka saat ini globalisasi lebih diartikan sebagai “Flat World” dengan anggapan bahwa setiap individu dengan satu PC, sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi leader. Faktor yang jelas yang mempengaruhi globalisasi model baru ini adalah “social culture” dan “political legal”.
“The global playing field is being leveled”
(Thomas Fiedman – Author of The World is Flat)
FUTURIZATION, untuk saat ini disamping menjadi “yang berbeda” juga diperlukan kreatifitas yang tinggi. Market, sebagai sasaran dalam bisnis sudah begitu cerdas untuk bisa menilai produk yang kita buat.
“We are beginning to work and live the way creative people like artists and scientists always have”
(Richard Florida – Author of The Rise of Creative Class)
Seperti yang pernah diceritakan kawan saya yang di Australia, ada produsen alat-alat rumah tangga di sana yang tidak menggunakan marketing secara langsung. Di awalnya produsen ini hanya melakukan aktifitas pelestarian lingkungan dengan menanam tanaman & bunga di sepanjang jalan suatu perkotaan.

Yang unik adalah setelah dua tahun, penduduk kota tersebut merasa berhutang kepada produsen tadi, akhirnya di tahun itulah produsen alat-alat rumah tangga tadi baru mendapatkan "nikmat" dari usaha mulianya selama ini karena penduduk kota tersebut menggunakan alat-alat rumah tangga yang diproduksinya. Nah, apa hubungannya coba alat rumah tangga dengan tanaman........

Catatan Penting :

Wah, sayang kameranya lagi ngadat, jadinya hasil jepretannya kacau banget. maaf foto kami belum bisa tampil nih he..he....


Untuk menghadapi tahun baru hijriyah 1429 H, annida islamic kids wear meluncurkan model baru, lihat saja di : http://annidaku.blogspot.com/

Comments

Anonymous said…
Mas Arif,

Apakah ada persamaan antara marketing 3.0 dengan program CSR yang sedang digaung2kan oleh perusahaan saat ini? Bukankah sama2 mengemban misi sosial?

Thank you
reply at marahdeh@yahoo.com
Apakah ada keterkaitan antara penggunaan alat-alat rumah tangga dengan pertumbuhan tanaman di kota tersebut?
Regard Telkom University

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Teman Sejati

Selama ini ku mencari cari teman yang sejati buat menenami perjuangan suci Bersyukur kini padamu Illahi, teman yang dicari selama ini telah kutemui Dengannya disisi, perjuangan ini senang diharungi, bertambah murni kasih Illahi Kepadamu Allah kupanjatkan do’a, agar berkekalan kasih sayang kita Kepadamu teman kupohon soskongan, pengorbanan dan pengertian Tlah kuungkapkan segala-galanya, itulah tandanya kejujuran kita (Syair Nasyid “Teman Sejati”-Brothers) Saya sangat ingat betul dengan lirik lagu ini, karena pada saat booming album “brothers” ini, kami bersepeluh orang dari FSLDK melakukan perjalanan Jakarta-Padang PP. Dan sepanjang perjalanan itu yang berkumandang di mobil hanya kaset milik Mas Brothers ini. Dan hitsnya adalah ”Teman Sejati” ini. Teman dan sahabat sangat dibutuhkan manusia. Senyum saja andaikata tidak dengan temannya, bisa disangka yang tidak-tidak bahkan barangkali ada yang nyelethuk ”gila kali”. Dengan teman dan sahabat, tidak hanya senyum yang dapat kita l

Bisnis : jangan sekedar ngGELINDING, gunakan MARKETing (bagian 1)

Pertemuan ketiga workshop ”sustainable entrepeneur” kemaren menghadirkan pak sonni , seorang ”pegulat” di bidang marketing yang sudah sangat berpengalaman dalam dunianya. Tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini adalah seperti yang tertera dalam judul tulisan ini ”Bisnis : jangan sekedar ng GELINDING , gunakan MARKET ing”. Tujuannya adalah untuk memberikan sharing agar pelaku bisnis bisa bertahan lama dan tidak melupakan apa yang namanya marketing. Karena seberapapun usaha yang kita lakukan untuk membangun bisnis, sementara kita mengabaikan marketing sebagai ujung tombaknya, maka bisa jadi bisnis kita tidak akan mampu bertahan lama. Berikut ini adalah sharing dari pak sonni yang akan saya sampaikan dalam dua bagian (supaya enak bacanya saja...), semoga membawa pencerahan bagi pelaku bisnis di seluruh nusantara. BISNIS yang bernilai (berkesinambungan) Dalam dunia bisnis, kalau kita hanya bermodalkan tekad saja maka akan menjadi mimpi BURUK (nightmare). Kenapa mimpi buruk, karena