Skip to main content

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll

Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito)

Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..)

Mbak, Kalo hitung yang bener ya...

Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”.
Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena :
Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC.
Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha).
Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak….
Kemudian, sambutan dari para “sesepuh” entrepreneur yang diwakili oleh Pak Ismail Nakhu, ada beberapa point yang disampaikan, diantaranya :
  1. Komunitas entrepreneur ini harus dijaga, jangan sampai hanya sekedar ada tapi harus memberikan manfaat yang besar.
  2. Kejujuran adalah kunci utama dari seorang entrepreneur. Kata Pak Bisri Ilyas, seorang developer perumahan Rewwin dan GKB Gresik : ”Dalam berbisnis, insyaallah saya tidak pernah rugi. Saya rugi kalau ada orang yang mbujuki (tidak jujur) kepada saya”
Selanjutnya adalah pemaparan visi dari ketiga kandidat. Kandidat pertama yang mendapat giliran adalah Mas Agus “Vitabean”. Dia menyebut sebagai pedagang kaki lima yang sekarang “sukses” mengembangkan produk minuman bergizi “sari kedelai” dengan brand “Vitabean “ karena adanya kemitraan dengan pengusaha “besar”.
Giliran kedua, Mas Riano, seorang anak muda yang berhasil mengembangkan rumah makan dengan menu utama masakan khas madura dengan brand “Warung Reng Oneng : Eksotisme Masakan Madura”.
Terakhir, Mas Samurai, dengan gaya maskulin, berjambang lebat bak pejuang samurai betulan dari Jepang he..he..Dia adalah orang kedua SEC periode sebelumnya….yang katanya sering berseberangan “positif” dengan ketuanya dulu, Mas Priyo “Ranaka”.
Yang hadir pada saat itu ada sekitar 45-an entrepreneur dari berbagai bidang. Kemudian dilangsungkan pemilihan dan akhirnya yang terpilih adalah Mas Samurai. Acara ditutup dengan makan bareng pecel pincuk di daerah Pucang, wah aku gak bisa ikutan nih.habisnya malam banget…..
Selamat Mas Samurai………
Selamat SEC………..
Selamat “Sukses”………

Comments

Anonymous said…
Ada yang ambil foto tho ternyata hehehe ...

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Rumeli Hisari, Gerbang Penaklukan Konstatinopel

Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih. Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil. Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari. Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari. Ketika