Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih.
Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil.
Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari.
Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari.
Ketika Rumeli Hisari mulai dibangun, terdengarlah kabar oleh Kaisar Konstantin. Kaisar marah dan melarang pembangunan benteng tersebut karena menganggap wilayah tersebut berada di bawah Konstatinopel. Kaisar kemudian mengirim surat ancaman kepada Muhammad Al-Fatih.
"Al-Fatih, itu tanah milik kami, tidak seorangpun boleh membangun benteng tanpa seizin kami. Pendahulu kamu sebelum membangun Anadolu Hisari saja minta izin kepada kami layaknya anak meminta izin kepada orang tuanya, sedangkan kamu berani bikin benteng dan di tanah orang lain pula membangunnya," Tulis Kaisar Konstantin.
Dikirimlah surat balasan oleh Muhammad Al-Fatih dengan ancaman balik yang tak kalah sengitnya, "Saya kasih tahu kamu, wilayahmu adalah Konstantinopel yang dikelilingi oleh benteng saja, jadi selain wilayah itu bukan wilayahmu dan aku bebas membangun apapun di atasnya. Dan kalau kamu berbicara tentang sultan-sultan sebelum saya, ketahui baik-baik bahwa sultan sekarang beda dengan sultan sebelumnya. Dan yang tidak mereka lakukan akan saya lakukan, yang tidak mereka selesaikan akan saya selesaikan dalam waktu cepat. Kalau kamu mengirim pasukan ke sini untuk mencegah saya membangun benteng, maka saya pastikan mereka tidak akan pulang dalam keadaan hidup-hidup".
Ancaman balik dari Muhammad Al Fatih terbukti berhasil. Akhirnya hanya dalam waktu 4 bulan, Rumeli Hisari selesai dibangun. Terdapat 7 Citadel (yang tegak seperti menara). Luas bentengnya 30.000 m2. tinggi benteng 82 meter dengan 5000 pekerja. Rumeli Hisari jika dilihat sepintas hanyalah benteng biasa, tapi jika dilihat dari udara maka akan membentuk nama "Muhammad" dalam bahasa Arab.
Sebagai renungan, benteng seluas 30.000 meter persegi, dibangun hanya dalam waktu 4 bulan dengan 5000 pekerja. Begitu kuatnya pekerja-pekerja itu membangun benteng. Bagaimana caranya mereka mengangkat batu-batu tersebut sehingga menjadi benteng? Kalau mereka tidak serius dan kuat maka benteng tersebut bisa jadi hanyalah impian.
Ketika benteng ini selesai dibangun, orang-orang menyebutnya "Boaz Kesen" atau pemotong kerongkongan. Seperti nama Bosphorus yang artinya pemotong. Apa yang dipotong? Asia dan Eropa. Dari sinilah Muhammad Al Fatih bisa mengendalikan Konstatinopel atau istilah zaman sekarang, blokade, bisa militer juga ekonomi. Dan inilah salah satu karpet merah menuju penaklukan Konstatinopel.
Jika kita ingin dakwah islam ini menerangi dunia nantinya, maka kita harus bisa menyiapkan anak tangganya. Bisa jadi cahaya itu tidak datang di generasi kita. Tapi setidaknya kita menyiapkan bahan bakar agar pelita tetap menyala dalam kondisi apapun. Sampai "kejayaan" nantinya Allah ijinkan untuk menyapa kita.
Pengin rasanya nanti foto di depan Rumeli Hisari ini bersama anak. Mencecap jejak sejarah di tanahnya langsung setelah sebelumnya menempuh perjalanan panjang bersama. Kepahlawanan itu harus diwariskan agar pelita kebangkitan tetap menyala. Hmm, siapa yang mau berfoto bersama saya?
Comments
Regard Telkom University