Skip to main content

The LONELY PLANET Story

Banyak sekali kita dapati orang yang sukses dengan cara menekuni hobi, atau kecintaan pada sesuatu yang menjadi kesenangannya. Termasuk di dunia entrepreneur diantaranya adalah kisah luar biasa dari pasangan Tony & Maureen Wheeler yang membuat petualangan menjadi bisnis bernilai jutaan dolar.

Semua kisah tadi terangkum dengan sangat apik dalam buku yang ditulisnya sendiri dengan judul “THE LONELY PLANET STORY” Buku ini mengisahkan sejarah panjang perjalanan petualangannya sejak tahun 1972 termasuk ketika melintasi wilayah Indonesia dan sejarah awalnya merintis bisnis besar dengan segala macam suka dukanya tentunya menyangkut sisi romantis pasangan ini dalam melakoni hidupnya.

Kisah ini diawali pada pertengahan tahun 1972 ketika Tony & Maureen Wheeler yang masih berusia dua puluhan tahun melakoni perjalanan keliling dunia selama setahun. Tujuannya adalah untuk memuaskan keinginan mereka yang menggebu untuk melakukan perjalanan. Mereka melakoni perjalanan tersebut ala backpacker dengan pendanaan yang sangat minim dan fasilitas sekedarnya.

Awal mula didirikannya perusahaan LONELY PLANET karena orang-orang banyak yang bertanya, “Bagimana cara kalian menyeberangi Afghanistan menuju India? Apa tidak pernah sakit? dll?........” Disamping juga alasan, setelah mereka melakukan perjalanan dari Inggris melintasi Asia ke Australia dan menyadari bahwa perlu sejenis panduan perjalanan yang sesuai dengan kebutuhan para pelancong jenis baru yang lebih santai dan bebas.

Dan saat ini, lebih dari tiga puluh tahun kemudian, mereka berdua pemilik salah satu perusahaan penerbitan panduan perjalanan terbesar, tersukses dan paling dicintai di dunia. Lonely Palnet Publication memiliki kantor di tiga benua, dengan 400 pegawai, 250 penulis, lebih dari 600 judul sudah diterbitkan dan penjualan lebih dari enam juta eksemplar per-tahun. Tony dan Maureen Wheeler kini tinggal di Melbourne, Australia.

Menurut saya ada beberapa point yang perlu kita renungkan sebagai pelajaran bagi kita tentang bagimana sepasang bacpacker menjadikan hobi sebagai bisnis bernilai jutaan dolar, diantaranya adalah :
  1. Mereka meiliki impian, hal ini sesuai dengan ungkapan mereka : “Kami tumbuh dari backpacker usia dua puluhan yang tak berduit tetapi selalu ingin bepergian. Sampai kini menjadi pemilik perusahaan bernilai jutaan dolar usia lima puluhan, masih dengan gairah keinginan yang sama”.
  2. Mereka jeli melihat peluang. Mereka memahami betul bahwa di dunia ini belum ada buku panduan perjalanan, sehingga akhirnya Lonely Palnet menjadi yang pertama di bidang ini.
  3. Mereka berani “action” dari hal-hal kecil dengan modal seadanya. Dia mengawali penerbitan ini dengan peralatan yang sederhana bahkan dari hasil pinjaman. Tentunya dengan panduan perjalanan yang pernah mereka lalui sebelumnya.
  4. Mereka konsisten/fokus dalam bisnis. Meskipun cobaan juga sering menghampirinya, tetapi pasangan ini tetap konsisten/fokus dalam memimpin bisnis di bidang ini. Meskipun akhir-akhir ini banyak perusahaan sejenis, dia terus konsisten tentunya dengan inovasi yang menarik.
Buku ini juga ditulis karena alasan yang sama seperti ketika Lonely Planet akan didirikan, karena orang-orang terus menanyainya, “Bagimana ceritanya dua backpacker dengan 27 sen akhirnya bisa mengelola perusahaan multinasional?”

Jika kisah perjalanan pertama mereka yang telah dibukukan itu telah menyulut begitu banyak orang yang memimpikan petualangan yang spektakuler, maka kisah Lonely Planet ini juga akan menginspirasi banyak orang yang pernah bermimpi untuk mengubah hobi menjadi bisnis bernilai jutaan dolar. Berikut adalah salah satu komentar tentang buku ini :

“Buku-buku Lonely Planet menjadi KITAB wajib bagi saya dan backpackers lainnya di dunia. Namun, buku inilah yang sangat inspiratif” (Trinity | penulis blog dan buku best seller The Naked Traveler)

Wassalam
Arif Prasetyo Aji

Comments

Tawaran yang menarik. trimakasih

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Teman Sejati

Selama ini ku mencari cari teman yang sejati buat menenami perjuangan suci Bersyukur kini padamu Illahi, teman yang dicari selama ini telah kutemui Dengannya disisi, perjuangan ini senang diharungi, bertambah murni kasih Illahi Kepadamu Allah kupanjatkan do’a, agar berkekalan kasih sayang kita Kepadamu teman kupohon soskongan, pengorbanan dan pengertian Tlah kuungkapkan segala-galanya, itulah tandanya kejujuran kita (Syair Nasyid “Teman Sejati”-Brothers) Saya sangat ingat betul dengan lirik lagu ini, karena pada saat booming album “brothers” ini, kami bersepeluh orang dari FSLDK melakukan perjalanan Jakarta-Padang PP. Dan sepanjang perjalanan itu yang berkumandang di mobil hanya kaset milik Mas Brothers ini. Dan hitsnya adalah ”Teman Sejati” ini. Teman dan sahabat sangat dibutuhkan manusia. Senyum saja andaikata tidak dengan temannya, bisa disangka yang tidak-tidak bahkan barangkali ada yang nyelethuk ”gila kali”. Dengan teman dan sahabat, tidak hanya senyum yang dapat kita l...

Bisnis : jangan sekedar ngGELINDING, gunakan MARKETing (bagian 1)

Pertemuan ketiga workshop ”sustainable entrepeneur” kemaren menghadirkan pak sonni , seorang ”pegulat” di bidang marketing yang sudah sangat berpengalaman dalam dunianya. Tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini adalah seperti yang tertera dalam judul tulisan ini ”Bisnis : jangan sekedar ng GELINDING , gunakan MARKET ing”. Tujuannya adalah untuk memberikan sharing agar pelaku bisnis bisa bertahan lama dan tidak melupakan apa yang namanya marketing. Karena seberapapun usaha yang kita lakukan untuk membangun bisnis, sementara kita mengabaikan marketing sebagai ujung tombaknya, maka bisa jadi bisnis kita tidak akan mampu bertahan lama. Berikut ini adalah sharing dari pak sonni yang akan saya sampaikan dalam dua bagian (supaya enak bacanya saja...), semoga membawa pencerahan bagi pelaku bisnis di seluruh nusantara. BISNIS yang bernilai (berkesinambungan) Dalam dunia bisnis, kalau kita hanya bermodalkan tekad saja maka akan menjadi mimpi BURUK (nightmare). Kenapa mimpi buruk, karena ...