Skip to main content

Tangga Sukses

“Prestasi puncak itu hanya dapat diraih jika ada hasrat yang kuat”
(David C. McClelland)

Menurut Paul G. Stoltz dalam bukunya Adversity Quotiont, ada tiga kelompok orang dalam mendaki menuju kesuksesan. Kelompok pertama disebut QUITTERS (mereka yang berhenti), kelompok kedua disebut dengan CAMPERS (mereka yang berkemah) dan kelompok ketiga disebut CLIMBERS (para pendaki).
QUITTERS (Mereka Yang Berhenti)
Ada banyak orang yang memilih untuk berhenti menghindari kewajiban, memilih keluar dari perjuangan menuju puncak gunung sukses. Mereka ini disebut QUITTERS.
Secara lebih jelasnya, mereka selalu menghentikan pendakian, meninggalkan dorongan inti manusiawi untuk mendaki dan demikian juga meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan.
CAMPERS (Mereka Yang Berkemah)
Mereka ini sudah mendaki beberapa jauh lalu berkata : “Saya hanya sampai disini mampu mendaki…”. Karena bosan atau tidak tahan dalam menghadapi kesulitan mendaki puncak sukses, mereka mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat nyaman sebagai tempat sembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Mereka memilih untuk menghabiskan sisa-sisa hidup dengan duduk disitu.
Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangnya telah menanggapi tantangan pendakian, karena mereka telah mencapai tingkat tertentu. Perjalanan mereka mungkin memang mudah, atau mungkin mereka telah mengorbankan banyak hal dan telah bekerja keras untuk sampai dimana mereka kemudian berhenti.
Pendakian yang tidak selesai itu oleh sebagian orang dianggap sebagai “Kesuksesan”. Ini merupakan pandangan keliru yang sudah lazim bagi mereka yang menganggap kesuksesan sebagai tujuan yang harus dicapai, jika dibandingkan dengan proses perjalanannya.
Namun demikian, meskipun campers telah mencapai tempat perkemahan, mereka tidak mungkin mempertahankan keberhasilan itu tanpa melanjutkan pendakiannya. Karena yang dimaksud pendakian adalah perbaikan seumur hidup pada diri seseorang.
CLIMBERS (Para Pendaki)
Yang dimaksud dengan kelompok ini adalah orang yang seumur hidupnya membuktikan dirinya pada pendakian sukses tanpa menghiraukan latar belakang keuntungan atau kerugian, nasib baik atau buruk. Dia terus mendaki tanpa menghiraukan hambatan yang menghalangi pendakiannya. Hanya kelompok orang inilah yang berada di puncak.
Inilah kelompok yang tidak pernah mau menyerah, tidak membiarkan pesimisme mendikte mereka, tidak mau menyerahkan kepada kekuatan penindas dan tidak mau merangkak. Orang-orang ini malah hidup dan bernafas dalam sukses.
Inilah kelompok orang yang paling bahagia karena meraih yang terbanyak. Orang-orang dalam kelompok ini berpenghasilan sangat besar. Orang-orang ini menjadi pedagang tingkat atas, dokter, insinyur atau pemimpin tertinggi di bidang mereka masing-masing.
Tentu kita semua ingin berada dalam kelompok ketiga ini. Yaitu kelompok yang mendapatkan keberhasilan lebih besar tiap tahun, kelompok yang mengerjakan segalanya dan mendapatkan hasil.

Comments

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Rumeli Hisari, Gerbang Penaklukan Konstatinopel

Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih. Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil. Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari. Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari. Ketika

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito) Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..) Mbak, Kalo hitung yang bener ya... Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”. Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena : Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC. Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha) . Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak…. Kemudian, sambutan da