Setiap orang kalau ditanya pasti menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya tentunya bergantung pada kadar dan persepsi bahagianya masing-masing. Masalahnya sebagian besar orang hanya ingin bahagia tetapi tindakannya belum menunjukkan ikhtiar menuju keinginannya tadi. Berati memang sangat sedikit orang yang ingin bahagia dan sukses sementara dia menjadikan bahagia dan sukses itu sebagai kebutuhan sebagaimana butuhnya makan 3 hari sekali misalnya.
Kalau saya dulu pernah mengikuti training motivasi banyak sekali versi sukses dan bahagia yang digambarkan dengan parameter-parameternya. Sukses itu yah punya rumah mewah ada kolam renangnya, punya mobil eropa keluaran terbaru, punya penghasilan milyaran, bisa jalan-jalan keluar negeri, dll. Nah, pada kesempatan ini perlu menengok kembali bagaimana panutan Rasulullah SAW bicara tentang kebahagiaan.
"Empat faktor kebahagiaan : Wanita (isteri) shalihah, rumah yang lapang, tetangga yang shaleh dan kendaraan yang nyaman." (HR. Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Al-Arna'uth)
Kalau kita baca hadist di atas, maka Rasulullah SAW memberikan isyarat tentang 4 faktor kebahagiaan atau rumah yang ideal bagi kita.
Penghuninya Adalah Orang-Orang Shalih
Penghuninya adalah orang-orang yang beriman kuat dan taat beribadah serta selalu tebar pesona dengan akhlak mulia. Rasulullah SAW mengajarkan agar jangan menjadikan rumah kita seperti kuburan yang tidak dilaksanakan ibadah di dalamnya. Dianjurkan agar kita shalat sunnah di rumah dan membaca Al-Quran di dalamnya serta berbagai aktifitas ketaatan lainnya. Juga diajarkan agar setiap anggota keluarga memperlakukan anggota keluarga lainnya dengan baik, suami terhadap isteri dan isteri terhadap suami, orang tua terhadap anak-anak, dan anak terhadap orang tua.
Agar penghuninya shalih maka rumah harus menjadi madrasah bagi anggota keluarganya. Keteladanan menjadi kunci bagi tercapainya misi tersebut. Anak akan gemar membaca Al Qur’an jika melihat orang tuanya membaca Al Qur’an. Anak akan gemar menunaikan sholat jika melihat orang tuanya melakukan hal yang sama. Anak akan suka membaca buku, jika melihat keteladanan dari orang tuanya yang gemar membaca buku. Rumah yang didalamnya diagungkan asma Allah dan menjadikan Al Qur’an sebagai dasarnya.
Desain Rumah Layak & Syar’i
Saya seringkali melihat rumah orang jawa selalu memperlihatkan auratnya, semua hal dipajang di ruang tamu dan terkadang ruang dalam bisa terlihat dari ruang tamu, nyaris tanpa pembatas. Jadi, kalau kita bertamu, kita bisa menghitung berapa kekayaannya he..he, karena semuanya diperlihatkan di ruang tamu tersebut dari mulai alat rumah tangga sampa hiasan dinding. Nah bagaimana rumah layak dan syar’i menurut hadist ini?
Di sini Rasulullah SAW memesankan agar rumah kita lapang. Menjadi ruang nyaman untuk berteduh dan kembali dari kepenatan di luar serta nyaman untuk bercengkrama. Rumah sebaiknya dapat menjaga privacy dari pandangan luar. Juga ada ruang privacy di dalam, karenanya diajarkan agar ruang orang tua terpisah dengan ruang anak. Tempat tidur anak-anak terpisah satu sama lain. Jika berlainan jenis, ruangnya juga sebaiknya terpisah. Namun segala sesuatu disesuaikan dengan kemampuan.
Lingkungan Yang Baik
Rumah sebagus apapun, jika lingkungannya tidak sehat, tidak akan membuat penghuninya betah. Cari lingkungan yang baik bagi tempat tinggal kita. Atau kalau tidak, hendaknya berperan aktif menciptakan lingkungan yang baik dengan berdakwah dan berbagai agenda sosial yang positif. Disinilah hikmah ajaran Islam agar kita berbuat baik dengan tetangga dan berdakwah kepada lingkungan terdekat.
Saya jadi teringat, bagaimana islam mengatur hubungan dalam bertetangga ini. Bahkan ada hadist yang menyebutkan, “Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya”. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Sungguh kalau hadist ini bisa kita terapkan maka insyaallah lingkungan yang baik akan tercipta dengan sendirinya.
Fasilitas Memadai
Di hadist ini disimpulkan dengan kendaraan yang nyaman. Intinya adalah bagaimana agar berbagai fasilitas yang ada dapat membantu mobilitas dan aktifitas kita sehari-hari. Tidak ada masalah dengan berbagai fasilitas modern kalau semua itu dapat membantu mobilitas dan aktifitas positif kita.
Di sini penting setiap anggota keluarga menyibukkan diri dengan berbagai agenda positif, dengan begitu maka berbagai fasilitas akan terbawa dan termanfaatkan untuk hal-hal yang positif dan semakin menambah nilai pahala.
Berbeda jika berbagai fasilitas modern tersedia, namun penghuninya minim dari agenda positif, akibatnya semua itu hanya menjadi sarana hura-hura dan leha-leha, bahkan bisa jadi menjadi sarana keburukan dan kemaksiatan.
Bahkan untuk urusan kendaraan, Rasulullah SAW memiliki kendaraan terbaik pada saat itu, yang meliputi kendaraan jarak dekat berupa keledai, kendaraan jarak menengah berupa kuda dan kendaraan jarak jauh berupa unta.
Salam Sukses & Berkah !
Arif Prasetyo Aji | bisa diskusi dengan saya, silahkan follow @arifaji
Comments
Salam Luar Biasa Prima!
Saya inginnya punya Mansion dengan 100 kamar tidur gitu, Mas Arif.
Wuryanano
Inspirational Blog - Support Your Success
Entrepreneur Campus - Support Your Future