Itulah mengapa Rasulullah saw. Meminta kita untuk mengamalkan salah satu do’a jauh hari sebelum ramadhan itu datang. Yah tepatnya dua bulan sebelum datangnya Ramadhan, yaitu pada awal memasuki bulan Rajab kita diminta untuk memanjatkan do’a :
Allahumma bariklana fii Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadhan
“Ya Allah berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah umur kami hingga dapat menjumpai datangnya bulan Ramadhan”
“Ya Allah berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah umur kami hingga dapat menjumpai datangnya bulan Ramadhan”
Jadi, kalau kita menghadapi bulan Ramadhan dengan “adem ayem” atau “santai saja” seolah tidak ada momentum besar yang akan terjadi dalam hidup kita berarti kondisi iman kita masih perlu dipertanyakan kembali.
Dalam hal ini kita bisa belajar banyak kepada Rasulullah SAW, para Sahabat dan para Salafush Shalih pada umumnya yang mempersiapkan datangnya bulan Ramadhan dengan begitu gegap gempita. Dan alhamdulillah saya sering melihat fenomena bagaimana gegap gempitanya masjid dimana saya pernah berinteraksi didalmnya melakukan persiapan dengan melakukan kegiatan bersih-bersih secara gotong royong, juga tampil dengan warna cat baru misalnya.
Nah, agar Ramadhan tahun 1432 H ini lebih bermakna dan membekas dalam diri kita maka kita perlu melakukan persiapan menuju Ramadhan yang dalam bahasa kajian Islam disebut dengan “i’dad Ramadhan” itu dengan baik, diantara persiapan itu adalah :
- Persiapan Ruhiyah (I’dad Ruhiy)
- Persiapan Ilmu (I’dad ‘Ilmy)
- Persiapan Jasmani (I’dad Jasady)
- Persiapan Dana & Sumber Daya (I’dad Maaly)
PERSIAPAN RUHIYAH (I’DAD RUHIY)
Seperti yang saya sebutkan di atas bahwa para Salafush Shalih mempersiapakn Ramadhan itu jauh-jauh hari yaitu 2 bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Karena mereka menganggap bahwa bulan Ramadhan adalah tamu agaung atau tamu istimewa yang kedatangannya harus disambut dengan begitu rupa dan suka cita. Terutama diisi peningkatan intensitas yang berhubungan dengan ubudiyah.
Nah, diantara persiapan ruhiyah yang bisa kita jadikan amalan adalah pesan Rasulullah SAW yang disampaikan kepada Abu Hurairah, yaitu :
- Janganlah kamu tidur kecuali sebelumnya telah melaksanakan sholat witir
- Sholat dhuha 2 rakaat – Dalam hadist Rasulullah SAW disebutkan bahwa didalam tubuh kita terdapat 360 persendian dan semuanya wajib disedekahi. Dengan sholat dhuha 2 rakaat bisa memenuhi sedekah tadi
- Jangan pernah kamu meninggalkan puasa ayaumul bidh (puasa tengah bulan pada tanggal 13, 14 dan 15 hijriyah setiap bulannya)
Karena pesan itulah kemudian Abu Hurairah membagi malamnya sedemikian rupa agar optimal dan bisa bernilai ibadah terutama sepertiga malamnya full untuk ibadah kepada Allah SWT. Karena amalan itu pulalah, menjelang sakaratul mautnya, Abu Hurairah menangis. Ketika ditanya sahabat yang lain kenapa gerangan dia menangis, beliau berkata : “Hidup ini sangatlah singkat tetapi bekal kita sangat sedikit. Bahkan kita tidak tahu kemana kita akan kembali”.
PERSIAPAN ILMU (I’DAD ‘ILMY)
Tidak bisa dipungkiri banyak sekali amalan-amalan di bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu agar amalan-amalan kita benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW, maka kita perlu membuka kembali pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan Ramadhan ini.
Diantara yang penting adalah Fiqh yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, jenis amalan atau sunnah di bulan Ramadhan dan yang tak kalah pentingnya adalah kisah sukses para salafush shalih dalam menjalani ibadah Ramadhan. Terkait dengan kisah sukses Shalafush Shalih tersebut, diantaranya adalah :
- Imam Syafi’i meninggalkan aktifitas rutinnya dan beliau hanya mengunnakan waktunya untuk berinteraksi dengan Al Qur’an. Sehingga selama bulan Ramadhan beliau bisa menghatamkan Al Qur’an sebanyak 30 kali
- Para Sahabat selalu menjaga qiyamu Ramadhan (sholat malam). Karena itu merupakan sarana yang diberikan Allah untuk menghapuskan dosa-dosa kita
PERSIAPAN JASMANI (I’DAD JASADY)
Persiapan jasmani menjadi sesuatu yang penting agar kita bisa melalui Ramadhan tahun 1432 H ini dengan baik dan lebih bermakna. Bagi yang sudah terbiasa melakukan puasa sunnah (puasa senin-kamis maupun puasa daud-sehari puasa sehari tidak) tidaklah terlalu bermasalah tapi bagi yang tidak biasa puasa sunnah maka sudah harus mulai dibiasakan.
Seringkali kita lihat, bahwa saat bulan Ramadhan produktifitas malah menurun. Coba buktikan saja di kantor-kantor atau tempat lainnya maka banyak kita temukan orang-orang “bergelimpangan” seusai sholat dhuhur. Padahal, Rasulullah dan para sahabat dulu malah tingkat produktifitasnya semakin tinggi. Kalau kita baca dalam shirah, maka kita menemukan bahwa justru banyak peperangan ataupun ekspedisi yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat dilakukan pada bulan Ramadhan ini. Sungguh menakjubkan !!!
Bahkan yang punya dana lebih bisa melakukan general check up ataupun melakukan bekam (hijamah) sebelum Ramadhan tiba, agar kondisi badan kita fit dan siap menyongsong Ramadhan. Bekam (hijamah) merupakan prooses pembentukan wilayah dengan tekanan udara rendah pada tubuh, tepatnya pada kulit dengan menggunakan suatu efek vakum. Rasulullah SAW, bersabda :
“Diriwayatkan oleh Jabir Bin Abdullah, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Jika ada penyembuhan dalam obat-obatan Anda, maka itu ada dalam bekam, seteguk madu atau dibakar dengan api (kauterisasi) yang sesuai penyakitnya, tapi saya tidak suka (terbakar) dibakar dengan api”.
PERSIAPAN DANA & SUMBER DAYA (I’DAD MAALY)
Bulan Ramadhan adalah bulan dilipatgandakannya pahala, sehingga sayang kalau dilewatkan begitu saja. Di bulan ini kita bisa memperbanyak shadaqah kita dan kewajiban untuk harta kita yaitu Zakat Maal. Sehingga sebelum masuk bulan Ramadhan, kita mulai menghitung harta yang kita miliki, mana yang untuk alokasi shadaqah dan berapa jumlah zakat maal yang harus ditunaikan.
Allah SWT berfirman :
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah : 261)
Begitulah janji Allah, dan apabila kita lakukan di bulan Ramadhan maka insyaallah akan dilipatgandakan lagi. Alangkah beruntungnya kita yang bisa melakukannya.
SUNNAH DI BULAN RAMADHAN
Banyak sekali sunnah Rasulullah SAW yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan agar ibadah kita bisa optimal dan kita keluar dari bulan penuh hikmah ini menjadi “la’alakum tattaquun” atau HAMBA YANG BERTAQWA sebagaimana janjinya. Diantara sunnah tersebut adalah :
- Memberi buka puasa – Ini adalah amalan yang sangat dianjurkan bahkan Rasulullah menghimbau agar kita melakukannya meskipun hanya dengan memberikan seteguk air. Pertanyaannya, apa ada yang keberatan memberikan seteguk kepada sudaranya yang berbuka?. Konon, Syaikh Sudais (Imam Masjidil Haram) biasa memberikan buka kepada 100 orang setiap harinya dengan menyembelih 50 ekor ayam.
- Shadaqah – Kalau tidak punya banyak harta, cukuplah shadaqah dengan amalan atapun dengan senyuman. Misalnya saja : membersihkan Masjid, dll.
- Qiyamullail (Sholat Malam) – Harus dilakukan secara optimal supaya betul-betul istimewa. Kalau bisa mencari Masjid yang bacaan Imamnya bagus. “Tujuh golongan yang dapat naungan di hari akhir adalah seseorang yang berzikir di tempat sepi dan menangis sesesnggukan”. “Ustman Bin Affan sholat malam 1 rakaat dengan menghatamkan Al Qur’an”
- I’tikaf –Berdiam diri di Masjid di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
- Umroh – Kalau dilakukan di bulan Ramadhan nilanya sama dengan Haji
- Tilawatil Qur’an – Membaca Al Qur’an sebanyak-banyaknya minimalnya bisa 1 kali hatam di bulan Ramadhan ini
- Menjaga sholat fardhu yang 5 waktu dengan berjama’ah di Masjid – “Orang yang menjaga sholat berjama’ah di Masjid selama 40 hari dengan tidak pernah masbuk (tertinggal) akan dibebaskan oleh Allah dari kemunafikan, dibebaskan dari api neraka” (Hadist Hasan). Terutama adalah di 2 waktu yaitu sholat Shubuh dan Isya’’, karena itu adalah waktu pergiliran Malaikat.
- Memperbanyak zikir – “ Orang yang sholat shubuh berjama’ah di Masjid dan berada didalamnya dengan melakukan aktifitas ibadah (zikir, membaca Al Qur’an, dll) sampai dengan terbit matahari, kemudian dilanjutkan dengan sholat 2 rakaat maka pahalanya sama dengan Umrah”. Amalan ini sering dilakukan oleh Ibnu Taimiyah, beliau mengatakan : “Ini makanan ruhiyahku, kalau tidak kulakukan niscaya aku tidak akan bisa menghasilkan karya”
- Berdo’a di waktu istijabah di bulan Ramadhan – Misalnya saat buka puasa dan sahur, dll. “Ada 3 do’a yang tidak tertolak, yaitu : do’a orang teraniaya, do’a musafir dan do’a orang yang berpuasa’. Niscaya do’a kita akan dikabulkan jika memenuhi syarat berikut : punya catatan amal kebaikan yang cukup, dilakukan di waktu terbaik dan makanan yang kita konsumsi halal
Catatan Penting :
“.....Allahumma ballighna Ramadhan”. Kita tidak tahu umur kita sampai dimana. Peluang surga ada dihadapan dengan menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan gegap gempita dan suka cita, penuh syukur dan ibadah yang cukup. Mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan, semoga Ramadhan kali ini membawa prestasi yang lebih baik di hadapan Allah SWT. Amiin.
Comments