Skip to main content

Kisah Para Pejuang Kemakmuran (bagian 2)


ABU BAKAR ASH SHIDIQ & UMAR BIN KHATTAB

Pada saat Rasulullah SAW dan para Sahabat sedang menghadapi perang Tabuk, beliau Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat dalam rangka penggalangan dana. Ceritanya saat itu Umar Bin Khattab ingin mengalahkan Abu Bakar Ash Shidiq dalam hal bershadaqah. Ketika Rasulullah bertanya : “Siapa yang berinfaq pada hari ini ?”. Kemudian Umar mengacungkan tangan dan mengatakan : "Saya menginfaqkan separuh harta saya ya Rasulullah”.

Tapi kemudian semua sahabat terperanjat termasuk juga Umar ketika Abu Bakar Ash Shidiq mengacungkan tangannya dan mengatakan : “Saya menginfaqkan seluruh harta saya ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah bertanya : “Lalu apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar ?”. Jawab Abu Bakar : “Cukuplah Allah dan Rasul-Nya yang aku tinggalkan untuk mereka”.

Akhirnya, Umar mengakui kehebatan Abu Bakar dalam hal beramal dan mengatakan, “Sampai kapanpun saya tidak akan dapat menandingi prestasi ibadah Abu Bakar”. Karena Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Allah & Rasul-nya untuk keluarganya, sementara Umar menginfakkan hanya separuh hartanya, Nah Lho....

Dua sahabat ini adalah pejuang kemakmuran yang lain, dimana beliau adalah pengusaha yang kaya raya. Kisah di atas adalah salah satu contoh keteladanan yang diberikan. Diantara keistimewaan yang lain adalah bahwa beliau sama-sama pernah menjadi Khalifah dan termasuk salah seorang diantara 10 sahabat yang dijamin masuk surga.

IMAM ABU HANIFAH (IMAM HANAFI)

Sekarang mari kita tengok kisah shalafus shalih setelah generasi sahabat yang juga tak kalah hebatnya dalam ikhtiarnya menjadi pejuang kemakmuran. Konon Imam Abu Hanifah, selain sebagai imam mahdzab yang faqih dalam agama adalah seorang entrepreneur yang sangat berdaya. Abu Hanifah mengawali aktifitas entrepreneurnya dengan berjualan roti di pasar sampai pada akhirnya memiliki jasa keuangan (Khilafah & Kerajaan).

Dan karena saking mandirinya, beliau menjadi da’i yang sangat merdeka termasuk bisa menegur Khalifah pada saat itu untuk kembali kepada kebenaran. Sampai pada akhirnya beliau diminta menjadi Qadhi (=hakim) di Kekhilafahan, akan tetapi beliau menolaknya dengan tegas. Karena pada masa itu, Qadhi di Kekhilafahan sama halnya sebagai tukang stempel saja, sama nggak ya dengan negeri kita saat ini ?

Menurut Imam Abu Hanifah, da’i harus berdaya dan memberdayakan. Dengan kepandaiannya, beliau mendedikasikan dirinya untuk mengajarkan Islam kepada semua kalangan. Dan dengan bisnisnya yang luar biasa besarnya itu, beliau juga bisa memberikan beasiswa kepada seluruh murid-muridnya bahkan sampai ke luar negeri dengan biaya penuh darinya.

Dan jangan ditanya, assetnya kalau dikurskan dengan nilai sekarang mungkin mencapai 1.7 trilliun, lebih besar dari dana rakyat indonesia yang dibawa lari edi tansil dulu. edi tansil, tanya keumana..?

KEBERANIAN & KEMANDIRIAN

Hari ini kita belajar menjadi seorang yang selalu berani berkompetisi untuk sebuah kebaikan dari dua sahabat Rasulullah SAW yang lain, yaitu Abu Bakar dan Umar. Dua sahabat ini menjalani kehidupannya dengan menjadi seorang entrepreneur/pengusaha yang tidak lupa pada Allah SWT. Mereka tidak pernah takut bahwa hartanya akan pergi, kalau toh pun pergi, itu hanyalah untuk Allah SWT.

Dalam hal ini Umar pernah mengatakan : “Taruhlah hartamu itu di tangan, dan jangan kamu taruh di hati”. Artinya, harta itu hanyalah titipan dan kita hanya sebagai perantara dari harta yang kita miliki.

Dan terkait ketakutannya kepada Allah, Umar juga pernah mengatakan : “Hisablah (evaluasilah) dirimu sebelum kamu nanti dihisab di hari akhir nanti”. Artinya, evaluasi itu adalah agenda rutin dari sebuah siklus kehidupan, sehingga kita bisa mengukur apakah aktifitas kita berbuah surga atau neraka.

Dari Imam Abu Hanifah, kita belajar bagaimana proses menjadi seorang pengusaha sukses disamping juga belajar tentang kemandirian. Karena kemandirian akan melahirkan keberanian bersikap sesuai dengan kebenaran yang diajarkan Allah dan rasul-Nya.

Dengan kekayaan yang dimiliki, Imam Abu Hanifah dapat membantu para muridnya untuk memperdalam ilmunya di luar negeri. Disamping juga dapat membantu masyarakat lainnya yang membutuhkan. Sekali lagi, kemandirian itu akan menjadikan kita terhormat karena kita bisa berperan menjadi TANGAN DI ATAS.

Salam Entrepreneur Indonesia
Arif Prasetyo Aji
Exist Bangun Nusantara | Dienazty Fashion Center |

Catatan :

Kalau memberi jangan pernah berhitung, insyaallah Allah juga tidak akan menghitung kalau mau memberi kita.


Comments

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Teman Sejati

Selama ini ku mencari cari teman yang sejati buat menenami perjuangan suci Bersyukur kini padamu Illahi, teman yang dicari selama ini telah kutemui Dengannya disisi, perjuangan ini senang diharungi, bertambah murni kasih Illahi Kepadamu Allah kupanjatkan do’a, agar berkekalan kasih sayang kita Kepadamu teman kupohon soskongan, pengorbanan dan pengertian Tlah kuungkapkan segala-galanya, itulah tandanya kejujuran kita (Syair Nasyid “Teman Sejati”-Brothers) Saya sangat ingat betul dengan lirik lagu ini, karena pada saat booming album “brothers” ini, kami bersepeluh orang dari FSLDK melakukan perjalanan Jakarta-Padang PP. Dan sepanjang perjalanan itu yang berkumandang di mobil hanya kaset milik Mas Brothers ini. Dan hitsnya adalah ”Teman Sejati” ini. Teman dan sahabat sangat dibutuhkan manusia. Senyum saja andaikata tidak dengan temannya, bisa disangka yang tidak-tidak bahkan barangkali ada yang nyelethuk ”gila kali”. Dengan teman dan sahabat, tidak hanya senyum yang dapat kita l...

Bisnis : jangan sekedar ngGELINDING, gunakan MARKETing (bagian 1)

Pertemuan ketiga workshop ”sustainable entrepeneur” kemaren menghadirkan pak sonni , seorang ”pegulat” di bidang marketing yang sudah sangat berpengalaman dalam dunianya. Tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini adalah seperti yang tertera dalam judul tulisan ini ”Bisnis : jangan sekedar ng GELINDING , gunakan MARKET ing”. Tujuannya adalah untuk memberikan sharing agar pelaku bisnis bisa bertahan lama dan tidak melupakan apa yang namanya marketing. Karena seberapapun usaha yang kita lakukan untuk membangun bisnis, sementara kita mengabaikan marketing sebagai ujung tombaknya, maka bisa jadi bisnis kita tidak akan mampu bertahan lama. Berikut ini adalah sharing dari pak sonni yang akan saya sampaikan dalam dua bagian (supaya enak bacanya saja...), semoga membawa pencerahan bagi pelaku bisnis di seluruh nusantara. BISNIS yang bernilai (berkesinambungan) Dalam dunia bisnis, kalau kita hanya bermodalkan tekad saja maka akan menjadi mimpi BURUK (nightmare). Kenapa mimpi buruk, karena ...