Saya teringat dengan penggalan pidato yang disampaikan oleh Khalid Bin Walid tatkala briefing mengawali peperangan melawan pasukan Romawi di Perang Yarmuk.
“Daripada kita sibuk menghitung jumlah pasukan, lebih baik kita sibuk menyembelih mereka itu”
Singkat cerita, pada episode Perang Yarmuk ini Khalid Bin Walid tadinya ada di Irak. Dan jumlah pasukan yang sudah masuk di Yarmuk saat itu sekitar 27 ribu, berhadapan dengan 240 ribu pasukan Romawi. Dua pasukan ini berbulan-bulan lamanya saling berhadap-hadapan tapi tidak saling bertempur. Ini terjadi pada masa periodenya Abu Bakar.
Kenapa dua pasukan ini tidak saling bertempur ? Karena yang 240 ribu (pasukan Romawi) ini tidak berani menyerang yang 27 ribu (pasukan Islam). Alasannya, memang (pasukannya) kecil tapi pengalaman menangnya terlalu banyak. Yang ini (pasukan Islam), memang pengalaman menangnya banyak tapi belum pernah bertemu pasukan sebanyak ini.
Khalid datang dengan kekuatan pasukan sebanyak 9 ribu orang sehingga total pasukan Islam menjadi 36 ribu. Dia melakukan konsolidasi satu bulan lamanya, kemudian diputuskan untuk memimpin secara bergantian dengan pemimpin pertamanya Khalid. Akhirnya dia putuskan hari penyerangan dan disinilah dia berpidato.
Pidatonya tidak terlalu panjang. Dan saya perhatikan para sahabat itu kalau pidato kenegaraan atau pidato perang hampir tidak ada yang lebih dari 5 menit. Dilihat dari segi teksnya, Dia bilang begini :
“Ya ma’syarol muslimin, hadza yaumun min ayyamillah, Fa akhlisu fiihi jihadakum fillah”
Setelah itu dia masuk pada teknisnya, dan dia bilang :
“Daripada kita sibuk menghitung jumlah pasukan, lebih baik kita sibuk menyembelih mereka itu”
Setelah takbir, Allahu Akbar, mereka maju menyerang. Selesai….
Dan dikalangan pebisnis ataupun dunia manajemen, juga tidak asing dengan strategi suntzu yang mengatakan :
“menyerang adalah pertahanan terbaik”
Saya sendiri pernah membuktikan pada waktu masih aktif berlatih beladiri thifan po-khan aliran tsufuk beberapa waktu yang lalu. Saat beradu dengan kawan sesama anggota latihan, saya mencoba mempraktikkan apa yang dibilang Suntzu ini.
Saat kita “bertahan” total alias melakukan serangan sesekali saja, maka musuh akan bisa melihat 1000 kelemahan didalam diri kita sehingga dalam posisi bertahan total seperti ini, musuh akan bisa menyerang secara telak, dan terkapar he..he..
Tapi saat kita fokus ”menyerang” maka kita tidak membiarkan musuh untuk memikirkan kelemahan kita karena dia sibuk mempertahankan diri. Dan disini membutuhkan stamina yang baik disamping juga kemampuan kita untuk menjadi leader dalam pertarungan.
Dalam dunia bisnis yang kita hadapi pun juga tidak berbeda jauh, sehingga kita perlu merenungkan dan melaksanakan ucapan Khalid bin Walid dan Sun Tzu di atas.
Sehingga kalau kita punya ide dan peluang ada dihadapan kita, maka segera lakukan serangan agresif untuk merealisasikannya. Karena tidak ada alasan untuk menunda ataupun membinasakan kesempatan yang bergentayangan disekitar kita.
Dan itu pula yang saya lakukan ketika secara tidak sengaja menghadiri workshop menangkap peluang usaha ahad, 20 januari 2008 kemarin. Hadir sebagai presenter kegiatan tersebut adalah beberapa pejabat BUMN ternama dan Pemerintahan. Yang menceritakan banyak peluang yang bisa ditangkap oleh peserta workshop saat itu.
Selanjutnya, kami bentuk semacam forum dengan nama ”JATIM BUSINESS FORUM” untuk mewadahi komunikasi para anggota yang hadir saat itu. Dan yang menggawangi forum ini adalah Arif Prasetyo Aji (Annida & ExistCorp) alias saya sendiri yang didapuk menjadi ketua, Mahfudi (PT. Indotek Multi), Mahrid Na’im (PT. BluePrint) dan Dian Yudistiro (PT. Terafulk Megantara Desain).
Alhamdulillah, Rabu (23 januari 2008) kemarin forum ini mengadakan pertemuan perdana di kantornya Pak Mahfudi di Kawasan manyar Indah. Intinya, forum ini segera ”TAKE ACTION” untuk menangkap peluang yang berkeliaran dihadapan mata. Nantikan agenda kami berikutnya.......
Catatan Penting :
Sebelum dhuhur tadi, tiba-tiba ada seorang wartawan dari Jakarta, Mas Aji namanya, dari Majalah SHARING (ekonomi & bisnis syari’ah) yang menghubungi via YM. Mas Aji pengin melakukan wawancara dengan saya terkait dengan topik yang akan diterbitkan februari nanti. Akhirnya wawancara dilakukan via telephon, selepas saya menunaikan sholat dhuhur tadi.
“Ya ma’syarol muslimin, hadza yaumun min ayyamillah, Fa akhlisu fiihi jihadakum fillah”
“Daripada kita sibuk menghitung jumlah pasukan, lebih baik kita sibuk menyembelih mereka itu”
“menyerang adalah pertahanan terbaik”
Sebelum dhuhur tadi, tiba-tiba ada seorang wartawan dari Jakarta, Mas Aji namanya, dari Majalah SHARING (ekonomi & bisnis syari’ah) yang menghubungi via YM. Mas Aji pengin melakukan wawancara dengan saya terkait dengan topik yang akan diterbitkan februari nanti. Akhirnya wawancara dilakukan via telephon, selepas saya menunaikan sholat dhuhur tadi.
Comments