Skip to main content

BerCINTA karena ALLAH

KETAHUILAH bahwa bercinta karena Allah adalah bagian dari konsekuensi dan kesempurnaan cinta kepada-Nya, dan bukan yang merusak cinta tersebut. karena konsekuensi dari mencintai Kekasih adalah mencintai apa yang dicintainya dan menyenangi segala hal yang menopang pencapaian keridhaan dan kedekatan dengan-Nya. Di antaranya adalah mencintai para Nabi, orang shalih, dan berbagai amal shalih. Mencintai hal-hal di atas adalah bagian dari kesempurnaan cinta kepada Allah.
Seorang mukmin tak mungkin tidak mencintai apa yang bisa membantunya mencapai ridha Allah dan membawanya kepada cinta dan kedekatan dengan-Nya.
Jika Anda mencintai seseorang karena Allah sebenarnya Anda mencintai Allah. Tiapkali Anda membayangkannya dalam hati Anda, maka sesungguhnya Anda membayangkan apa yang dicintai Allah, lalu Anda mencintainya. Sebagaimana jika Anda mengingat Nabi saw, para Nabi dan Rasul sebelumnya, dan para sahabatnya yang shalih, lalu Anda menggambarkan mereka di hati anda, maka sebenarnya hal itu membawa hati Anda kepada cinta Allah yang dikaruniakan pada mereka manakala Anda mencintai mereka karena Allah.
Jadi, sesuatu yang dicintai karena Allah akan membawa kepada cinta Allah. Bila seorang pencinta Allah mencintai seseorang karena Allah, maka sesungguhnya Allah adalah yang dicintainya. Ia ingin membawa kekasihnya kepada Allah. Dan keduanya, baik pencinta maupun yang dicintai karena Allah, masing-masing menghela menuju Allah.
Cinta karena Allah ini tidak terwujud kacuali jika telah bersih dari kepentingan. Orang yang mencintai seseorang karena pemberian yang diterimanya, sebenarnya ia hanya mencintai pemberian tersebut. dan bila ada yang mengatakan bahwa ia mencintai orang yang memberinya itu karena Allah maka dustalah ia.
Demikian pula orang yang mencintai seseorang karena dia menolongnya, maka sesungguhnya ia hanya mencintai pertolongan, dan bukan orang yang menolongnya. Semua itu termasuk tindakan mengikuti apa yang diinginkan oleh nafsu. Karena hakikatnya ia tidak mencintai, melainkan karena ingin memperoleh manfaat atau menolak bahaya. Maka ia hanya mencintai perolehan manfaat dan penolakan bahaya.
Ia hanya mencintai hal tersebut karena keberadaannya sebagai sarana untuk sampai kepada apa yang dicintainya. Ini bukan cinta kepada Allah, juga bukan cinta kepada apa yang dicintainya itu, melainkan cinta pada kepentingan, yang bisa lenyap bersamaan dengan lenyapnya kepetingan. Sesungguhnya orang yang menyayangimu karena suatu hal, maka ia akan berpaling darimu jika hal tersebut lenyap.
Kecintaan seperti ini kerap terjadi di antara seseorang dengan sesamanya. Dan cinta ini tidak diberi pahala di akhirat dan tidak bermanfaat bagi mereka, bahkan bisa jadi hal tersebut membawa kepada kemunafikan sehingga mereka menjadi teman-teman dekat yang saling bermusuhan di akhirat. Namun hal itu tidak terjadi pada orang-orang yang bertakwa.
Allah berfirman:
“Teman-teman akrab hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa” (az-Zukhruf [43]: 67)
Tapi jika cinta itu bersemi karena orang yang dicintai tersebut seorang yang shalih, dan mendorong orang-orang yang saling bercinta itu untuk bangkit menuju Allah, saling berwasiat dengan kebanaran dan kesabaran, saling bekerja sama melakukan kebaikan, dzikir, dakwah dan menuntut ilmu, maka hal itu adalah cinta karena Allah. Nabi Musa berkata—sebagaimana yang direkam al-Qur’an:
“Wahai Rabbku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka paham ucapanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun saudaraku. Kokohkan dengannya kekuatanku, dan jadikanlah ia sekutu dalam urusanku” (Thaha [20]: 25-35)
Kemudian Nabi Musa menjelaskan tujuan kerja samanya dengan saudaranya tersebut—sebagaimana yang disebutkan dalam lanjutan ayat itu:
“Agar kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami” (Thaha [20]: 33-35)
Bertasbih dan dzikir yang banyak adalah tujuan dari persaudaraan karena Allah.
catatan penting :
mau menjadi mitra/agen busana muslim anak ANNIDA-Islamic Kids Wear, hubungi NEETA di 08155 123 832 atau SISKA di 031-600 500 50 / 031-593 5286 atau juga datang langsung ke show room & kantor pemasaran kami.
mau lihat koleksi ANNIDA-Islamic Kids Wear, klik disini

Comments

Fauzi Rachmanto said…
Luar biasa Pak. Topik "unconditional love" yang kalau di kepustakaan barat dijelaskan dengan njlimet, Bapak jelaskan secara Islami dan begitu jelas. Terimakasih, ditunggu tulisan sejenis berikutnya.

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Rumeli Hisari, Gerbang Penaklukan Konstatinopel

Selat Bosphorus itu adalah kunci kekuatan Konstatinopel. Hampir semua bantuan datang melalui selat ini. Hal ini terjadi sejak penaklukan Konstatinopel pertama kalinya sampai Sultan Beyazid I, ayah dari Muhammad Al Fatih. Karenanya Sultan Beyazid I membuat benteng di tepian Selat Bosphorus dekat Laut Hitam (Balck Sea), sebagai upaya pencegahan datangnya pasukan bantuan ke Konstatinopel. Benteng setinggi 25 meter ini kemudian disebut dengan Anadolu Hisari (Anatolia Fortress) atau Benteng Anatolia atau Benteng Asia Kecil. Muhammad Al Fatih, demi menunjukkan keseriusannya dalam upaya penaklukan Konstatinopel, juga membangun benteng di seberang Selat Bosphorus tepat berhadapan dengan benteng yang dibuat ayahnya, Anadolu Hisari. Ya, faktanya Anadolu Hisari tidak mampu membendung datangnya bala bantuan ke Konstatinopel. Sehingga perlu dibuat benteng lagi untuk menguatkan posisi benteng sebelumnya. Benteng legendaris inilah kemudian disebut sebagai Rumeli Hisari. Ketika

SEC On The Move

Mas Danton, Mas Samsul, Mas Samurai, dll Aku dan Mas Ganda (Kharisma Collection-Royal Plaza & Cito) Mas Riano (kelihatan sampingnya he..he..) Mbak, Kalo hitung yang bener ya... Rabu malam kemarin, tepatnya tanggal 28 Nopember 2007, SEC (alias Surabaya Entrepreneur Club) punya “gawe” pertemuan rutin sekaligus pemilihan ketua periode 2008-2010. Sebelumnya telah terjaring tiga nama calon oleh tim kecil SEC periode sebelumnya, yaitu Samurai “Investor”, Agus “Vitabean” dan Riano “Reng Oneng”. Acara diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh sang ketua panitia, Mas Danton “Jagoan Hosting”. Dia menyampaikan bahwa acara malam ini berbeda dari pertemuan sebelumnya, karena : Pertama, akan dilakukan pemilihan ketua SEC. Kedua, dilaksanakan di kampus SE (Sustainable Entrepreneur-Sekolah Pengusaha) . Ketiga, dihadiri para pendiri komunitas ini yang sudah sukses, yaitu Pak Panca, Pak Ismail Nakhu dan satu lagi aku lupa namanya, maafkan aku ya Pak…. Kemudian, sambutan da