Skip to main content

Bagaimana Orang SUKSES diCIPTAkan

Pagi ini saya membaca artikel yang sangat segar dan penuh inspiring dari bos media jawa pos group “Dahlan Iskan”, yang biasanya memang artikelnya saya tunggu-tunggu. Dengan gaya bahasanya yang cukup lugas & syarat pengalaman, beliau menyampaikan penuturannya dengan sangat gamblang. Hari ini beliau hadir dengan tulisan di Jawa Pos yang berjudul :
Guru Khusus Ajari Anak Kemasyarakatan
CUKUP unik cara Dhirubhai Ambani menyiapkan anaknya, Mukhes Ambani, agar kelak di tahun 2000-an jadi salah satu di antara 20 orang terkaya dunia. Ketika Mukhes masih kecil, Dhirubhai tiap hari membuka halaman iklan mini di koran lokal Mumbai (d/h
Bombay). Dia mengamati siapa saja yang hari itu ingin mencari pekerjaan sebagai guru. Suatu hari, Dharabhai memanggil beberapa pengiklan itu untuk dites. Dia ingin mencari seorang guru bagi anaknya. Untuk memberikan bimbingan di luar jam sekolah.
(.....baca artikel selengkapnya)
Dari artikel tersebut, kita banyak belajar tentang bagaimana orang sukses itu disiapkan, bahkan sejak ia dilahirkan ke dunia ini. Dimana orang tuanya sudah memiliki impian mau dijadikan apa anaknya nanti. Dan tidak berhenti disitu dia juga secara konsisten melakukan strategi dan action (langkah nyata) bagaimana menciptakan sukses bagi anak-anaknya.
Diantara pelajaran yang bisa kita ambil adalah :
EDUKASI
Pendidikan, memegang peranan yang sangat penting bagi suksesnya seseorang. Itulah mengapa saat ini para orang tua berjibaku untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolahan ”favorit” meskipun kadang tidak sesuai dengan kemauan & kecenderungan si anak.
”........ sang guru tentu harus bisa menjawab "pertanyaan-anak kecil" apa pun dari Ambani mengenai yang sedang dilihatnya. Yakni, jawaban yang sifatnya mendidik, merangsang lahirnya pemikiran, dan tidak asal jawab. Itulah sebabnya ketika melakukan seleksi terhadap calon guru anaknya itu, Dhirubhai amat hati-hati. Jangan sampai anaknya mendapatkan guru yang hanya bisa asal-jawab atau hanya suka menekan anak kecil.

Dari sistem itu, Dhirubhai ingin anaknya mendapatkan pandangan yang luas mengenai kehidupan sehari-hari di masyarakat. Terutama setelah di sekolah anaknya mendapatkan pelajaran yang penuh dengan kedisiplinan ilmu. Untuk memperoleh sukses dalam hidup, pelajaran kemasyarakatan tidak kalah penting daripada pelajaran keilmuan. Bukankah banyak sekali orang yang sangat pintar, tapi tidak sukses dalam hidup ?..........”

Dalam dunia entrepreneur, kita juga megenal lembaga pendidikan yang khusus mencetak para entrepreneur, sebut saja Entrepreneur University yang didirikan Purdie E. Candra, kemudian Green Leaf, Trus Sekolah Pengusaha-Sustainable Entrepreneur di Surabaya dan yang paling mutakhir adalah Sekolah Ciputra yang didirikan Pak Ci di awal tahun ini. Belum lagi ditambah dengan lembaga training dan komunitas entrepreneur yang sangat besar manfaatnya dalam memberikan edukasi bagi entrepreneur.
”melakukan yang terbaik pada hari ini akan membawa anda ke tempat terbaik pada masa depan” (oprah winfrey)
LINGKUNGAN YANG KONDUSIF
”..........harus diakui bahwa ayahnya memang berperan amat besar. Sang ayah memang sudah jadi pengusaha meski belum tergolong sangat besar. Lalu, sang ayah pula yang merintis berdirinya perusahaan tekstil di tahun 1975 yang jadi landasan bisnisnya sekarang. Bisnis tekstil dianggap punya masa depan karena menyangkut hajat hidup satu miliar penduduk India.”
Jadi, kalau kita ingin sukses kita harus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kelangsungan cita-cita kita. Yaitu lingkungan yang mampu memberikan ruang untuk berimajinasi dan berexpresi bagi kita.
NETWORKING
”kumpulono wong kang SHOLEH”, bait lagu yang dipopulerkan Cak Nun itu menjadi kalimat yang sangat ampuh untuk menjadi semangat bagi kita dalam bergaul, juga ungkapan dibawah ini :
”jika kamu dapat menyebut siapa saja pahlawanmu, saya dapat meramalkan akan jadi apa kamu nanti” (Warrent Buffett-Mega Investor)
”.....Ambani disekolahkan lagi ke USA. Di sinilah, di Stanford University (salah satu universitas terkemuka di AS yang tidak jauh dari San Fransisco), Ambani meraih MBA. Dia beruntung saat kuliah di Stanford, dua orang profesor ekonomi terkemuka menjadi pembimbingnya. Ambani mengakui dua ekonom itu sangat memengaruhi jalan hidupnya. Yakni, Profesor M.M. Sharma dan pemenang Nobel ekonomi Profesor Bill Sharpe. Guru besar yang pertama selalu bertanya, "Dari kimia, apa yang bisa kamu kerjakan untuk menghasilkan uang?" Sedangkan sang pemenang Nobel selalu bertanya, "Bagaimana kamu bisa mengerjakan suatu hal yang berbeda untuk dunia?"
Meminjam istilahnya mas fajar baskoro (pakar it its surabaya), bahwa trend saat ini adalah dunia jaringan. Dimana kesuksesan seseorang bisa diukur sejauhmana dia mampu membangun networking. Fasilitas komunikasi yang semakin canggih akan memberikan ruang kepada kita untuk berkomunikasi setiap saat dengan semua orang di belahan bumi ini.
Tinggal kita yang memilih, mau berhubungan dengan siapa, belajar dengan siapa dan seterusnya sehingga kita bisa mengambil manfaat dari itu semua.
Kepada sahabat & saudara sekalian, bagaimana dengan kita ?
Sudahkah kita mempersiapkan ”SUKSES” untuk kita dan anak-anak kita ?

Comments

penakayu said…
jaringan (networking) itu sangat perlu. tapi juga perlu diimbangi dengan skill (keterampilan) / kompetensi internal kita karena itulah posisi tawar kita dalam sebuah jaringan :-)
betul sekali mas yon, memang kita musti punya "bekal" yang cukup..karena itu akan menunjukkan positioning kita...thx mas...
chaiyo said…
pokoke tulisannya insightful banget.
keep up writing mas...

salam TDA,

cahyo
http://cahyodwi.com
http://baju-anak.com

Popular posts from this blog

Sensasi Asem-Asem Pedas Ikan Kutuk Kelo Kuning Asli Lamongan

Lamongan ini memang rajanya kuliner , hampir di setiap kota di negeri ini selalu ada menu kuliner Lamongan seperti misalnya, soto lamongan, tahu campur , dll. Kalau kita memasuki kota Lamongan maka akan disuguhi pemandangan ada ibu-ibu yang berjajar rapi dengan borannya, itulah yang disebut dengan Nasi Boran . Kenapa disebut nasi boran ya karena nasinya ditaruh di dalam sebuah boran yang terbuat dari anyaman bambu. Melihatnya saja sudah gundah gulana dibuatnya apalagi kalau sudah mencoba dijamin nambah lagi he..he.. Tapi yang ndak suka pedas, jangan asal beli bisa-bisa nanti perutnya tidak bersahabat, tanya dulu apa ada bumbu yang nggak pedas.

Teman Sejati

Selama ini ku mencari cari teman yang sejati buat menenami perjuangan suci Bersyukur kini padamu Illahi, teman yang dicari selama ini telah kutemui Dengannya disisi, perjuangan ini senang diharungi, bertambah murni kasih Illahi Kepadamu Allah kupanjatkan do’a, agar berkekalan kasih sayang kita Kepadamu teman kupohon soskongan, pengorbanan dan pengertian Tlah kuungkapkan segala-galanya, itulah tandanya kejujuran kita (Syair Nasyid “Teman Sejati”-Brothers) Saya sangat ingat betul dengan lirik lagu ini, karena pada saat booming album “brothers” ini, kami bersepeluh orang dari FSLDK melakukan perjalanan Jakarta-Padang PP. Dan sepanjang perjalanan itu yang berkumandang di mobil hanya kaset milik Mas Brothers ini. Dan hitsnya adalah ”Teman Sejati” ini. Teman dan sahabat sangat dibutuhkan manusia. Senyum saja andaikata tidak dengan temannya, bisa disangka yang tidak-tidak bahkan barangkali ada yang nyelethuk ”gila kali”. Dengan teman dan sahabat, tidak hanya senyum yang dapat kita l...

[ #IsomanStory ] Bismillah, Akhirnya Alumni Covid-19

Akhirnya Covid-19 mampir ke tubuh saya selama 23 hari. Dan alhamdulillah di hari ke-23 bertepatan dengan Idul Adha, Selasa 20 Juli 2021, SWAB PCR sudah menunjukkan hasil NEGATIF.  Alhamdulillah, syukur kepada Allah SWT yang masih berkenenan memberikan kesempatan kedua kepada saya. Koq lama 23 hari? Di hari ke-15 sebenarnya SWAB dan hasilnya masih positif dengan CT 24. Makanya dianjurkan isoman lagi dan test berikutnya sekalian bareng tuntasnya isoman istri yang terpapar juga. Gejala awalnya, tanggal 28 dan 29 juni 2021, badan demam, pusing, lemas dan maunya tidur terus. Tanggal 29 swab anti gen mandiri dan hasilnya positif covid-19. Kemudian dikonfirmasi tanggal 30 juni 2021 dengan Test SWAB PCR dan takdirnya hasilnya POSITIF juga. Gejala berikutnya, seperti flu, berdahak, berkurangnya indra penciuman, nafas terasa pendek, cenderung lemas dan yang paling tidak saya suka yaitu ndak mau makan. Sudah dicoba berbagai menu paling pol hanya 4 sendok saja, kalau diteruskan bis...